MEDIAGO – Apakah kamu pernah mendengar munchausen syndrome? Ataukah kamu pernah pernah menemui teman yang gemar pura-pura terluka / sakit untuk medapatkan perhatian dari sekeliling? Jika iya, maka itu artinya teman kamu sedang mengalami munchausen syndrome. Namanya memang cukup asing, namun ternyata banyak orang yang telah menemukan atau merasakan kondisi seperti itu.
Berdasarkan laman National Health Service (NHS), munchausen syndrome merujuk pada gangguan psikologis yang dialami individu dengan cara berpura-pura sakit atau sengaja menghasilkan gejala penyakit pada dirinya sendiri.
Cara seperti ini sering kali digunakan oleh anak sebagai alasan, agar tidak masuk sekolah. Jika anak terlalu sering mengalami kondisi seperti ini, maka para orang tua wajib waspada. Hal ini karena ada dua kemungkinan yang dialami sang anak, yaitu ia benar-benar sakit atau mengalami munchausen syndrome.
Saat individu menderita sindrom munchausen, mereka cenderung akan berbohong, memalsukan informasi, atau menyakiti dirinya sendiri. Apabila memang memiliki masalah kesehatan, kemungkinan mereka untuk membesar-besarkan sakitnya akan semakin besar pula.
Hal ini karena para penderita sindrom munchausen ini mendapatkan kepuasan tersendiri dari simpati yang diraih. Apabila mereka berhasil berpura-pura sakit atau menjadi korban dalam suatu peristiwa. Hingga akhirnya orang-orang di sekitarnya menjadi percaya dan merasa kasihan kepada dirinya.
Lantas, apa sih faktor yang mendorong terjadinya munchausen syndrome? Kamu penasaran? Yuk, simak jawabannya di bawah ini!
Baca juga: Marak Cyberbullying, Riliv Perluas Akses Kesehatan Mental
1. Munchausen Syndrome Muncul Akibat Trauma
Sindrom ini bisa muncul disebabkan oleh orang tua yang menelantarkan anaknya. Hingga perlakuan seperti itu menimbulkan trauma bagi sang anak. Akibatnya, anak mungkin memiliki masalah yang tidak terselesaikan dengan orang tuanya.
Alhasil, mereka pun berpura-pura sakit atau memalsukan kondisi dirinya. Bahkan, lebih parahnya beberapa dari mereka pun berani melukai diri sendiri. Hal tersebut terjadi karena mereka cenderung merasa dirinya tidak berharga.
Baca juga: APVI: Lebih Rendah Risiko, RUU Kesehatan Perlu Pisahkan Aturan Rokok Elektrik
2. Mengalami Gangguan Kepribadian
Selain trauma masa kecil, beberapa individu yang melakukan tindakan berpura-pura terluka atau sakit juga bisa dipicu oleh gangguan kepribadian. Seperti gangguan kepribadian antisosial, mereka mungkin merasa senang saat memanipulasi dan menipu dokter. Hal tersebut membuat mereka merasa memiliki kekuatan untuk mengaturnya.
Tak hanya itu, kondisi seperti ini juga bisa dipicu oleh gangguan kepribadian narsistik yang dialami seseorang. Pengidap munchausen syndrome tersebut merasa bahwa dirinya sangat spesial dan ia takut merasa tidak berharga. Hingga pura-pura sakit atau terluka dilakukan agar mereka tetap diperhatikan dan merasa berharga.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Father Hunger pada Anak Sejak Dini
3. Butuh Perhatian dari Lingkungan Sekitar
Mereka yang mengalami gangguan mental ini juga kerap merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua. Akibat diabaikan atau ditelantarkan tersebut, mereka pun memilih jalan untuk berpura-pura sakit. Tujuannya hanya agar orang tua maupun orang disekitarnya peduli dan memperhatikannya.
Bukan hanya itu, individu yang mengalami munchausen syndrome ini juga merasa perlu dianggap penting. Hingga dirinya harus terus menjadi pusat perhatian di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, mereka akan merasa puas saat banyak orang yang percaya kepada dirinya.
Baca juga: 4 Tanda Post Holiday Blues dan Cara Mengatasinya!
Meski munchausen syndrome ini terjadi atas kesadaran dari individu tersebut, namun tetap bisa ditangani dengan terapi perilaku-kognitif. Melalui terapi tersebut, individu dapat mengungkap keadaan yang sebenarnya. Dengan cara seperti itu, tentu kita pun dapat mengatasi penyebab terjadinya munchausen syndrome.
Itulah beberapa informasi tentang munchausen syndrome. Jadi, apakah kamu pernah mengalami sindrom ini? Atau kamu pernah punya teman yang mengalami seperti ini? Yuk, berikan komentarnya di bawah ini!
Baca juga: 5 Penyebab Fenomena Father Hunger yang Harus Dihindari