Mediago.id- Tahun 2025 membawa tantangan dan harapan baru dalam dunia kerja. Teknologi makin canggih, perusahaan makin fleksibel, dan peluang kerja makin luas—tapi juga makin membingungkan. Di antara semua pilihan dan tuntutan, muncul satu pertanyaan yang sering menghantui para pekerja muda:
“Kita kerja buat hidup, tapi kadang malah hidup buat kerja. Jadi, sebenarnya kita kerja buat apa?”
Jawabannya tidak sesederhana dulu. Bekerja di tahun 2025 kini menentukan beberapa point bagi setiap individu seperti:
Gaji: Realitas yang Nggak Bisa Diabaikan
Di tengah kenaikan harga kebutuhan hidup, gaji tetap jadi alasan utama orang bekerja. Data dari Jobstreet (2024) menunjukkan bahwa lebih dari 60% pencari kerja di Indonesia masih memprioritaskan gaji saat memilih pekerjaan. Dan itu valid.
Kita membutuhkan uang untuk hidup sepertibayar kos, cicilan, bantu orang tua, dan punya sedikit ruang buat menikmati hidup. Apalagi dengan situasi ekonomi yang fluktuatif, punya penghasilan tetap bisa jadi bentuk perlindungan diri.
Makna: Karena Hidup Bukan Cuma Tentang Bertahan
Mungkin banyak dari kita juga mulai merasa:
“Kalau kerja cuma buat duit, kenapa rasanya tetap kosong?”
Inilah kenapa semakin banyak orang mencari makna dalam pekerjaan. Mereka ingin kontribusi yang berdampak, nilai yang sejalan, atau setidaknya perasaan bahwa pekerjaan mereka berarti dan dihargai.
Menurut laporan McKinsey (2022), 70% Gen Z dan Milenial ingin bekerja di tempat yang sejalan dengan nilai hidup mereka, bukan sekadar urusan gaji. Mereka ingin merasa terhubung, tumbuh, dan berguna.
Rasa Aman: Kebutuhan yang Sering Diabaikan
Pandemi dan perubahan ekonomi global mengajarkan kita satu hal penting: rasa aman dalam bekerja itu priceless.
Rasa aman bukan cuma soal punya kontrak tetap. Tapi juga:
- Apakah lingkungan kerjanya sehat?
- Apakah atasannya suportif?
- Apakah jam kerjanya manusiawi?
- Apakah kita bisa jujur tanpa takut dihakimi?
Banyak pekerja akhirnya rela memilih pekerjaan yang “biasa aja” tapi memberi ketenangan, dibanding kerja di tempat prestisius tapi bikin cemas tiap minggu.
Jadi, Harus Pilih yang Mana?

Tidak ada jawaban benar atau salah soal alasan bekerja. Gaji, makna, dan rasa aman bukan hal yang harus dipertentangkan—tapi bisa menjadi komponen yang saling melengkapi. Hanya porsinya bisa berbeda-beda, tergantung fase hidup kita.
Kalau sekarang kamu kerja demi uang, itu bukan berarti kamu matre. Kalau kamu kerja demi makna, itu bukan berarti kamu naif. Dan kalau kamu kerja demi rasa aman, itu bukan berarti kamu main aman.
Yang penting, kamu tahu arahmu.
Karena di tengah dunia kerja yang makin cepat dan melelahkan, kesadaran tentang alasan kita bekerja bisa jadi satu-satunya hal yang menyelamatkan kita dari rasa hampa.