Asosiasi Sepakbola Bahrain (BFA) secara resmi menolak untuk memainkan laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Indonesia di tanah air. Keputusan ini diambil menyusul insiden pertandingan kontroversial antara Bahrain dan Indonesia yang berakhir imbang 2-2. Pada pertandingan tersebut, keputusan wasit Ahmed Al Kaf yang memperpanjang waktu hingga menit ke-99 memicu kemarahan fans Indonesia, yang merasa tim mereka dirugikan.
Kemarahan fans Garuda tidak hanya berhenti di lapangan, tetapi berlanjut di dunia maya. Akun media sosial BFA, Timnas Bahrain, dan para pemain mereka menjadi sasaran amukan para pendukung Indonesia. Komentar penuh hinaan hingga ancaman membanjiri kolom komentar. Bahkan, percobaan peretasan terhadap akun media sosial dan website BFA juga terjadi. Beberapa fans juga sempat mengubah nama lokasi di peta daring Bahrain menjadi ‘AFC MAFIA’.
Timnas Bahrain Takut Main di Indonesia
Ancaman dan serangan siber tersebut menimbulkan ketakutan bagi Bahrain. BFA kemudian meminta agar pertandingan selanjutnya melawan Indonesia yang dijadwalkan pada Maret 2025, dipindahkan dari Indonesia. Mereka beralasan bahwa Timnas Bahrain merasa tidak aman bermain di Indonesia.
Dalam pernyataan resminya, BFA menegaskan, “Federasi akan meminta kepada AFC untuk memindahkan laga itu dari Indonesia guna menjamin keamanan personel Timnas Bahrain yang merupakan prioritas utama.”
Keputusan BFA ini memicu diskusi lebih lanjut, mengingat berdasarkan FIFA Legal Handbook Edisi September 2024, tim yang mengundurkan diri akan kalah 0-3. “Tim yang mengundurkan diri dianggap kalah 3-0 di pertandingan sepakbola 11 vs 11, 5-0 di pertandingan futsal dan 10-0 di pertandingan sepakbola pantai,” bunyi aturan FIFA tersebut.
Media di Asia Tenggara turut mengamati polemik ini. Media Vietnam, Bongda24H, mengangkat judul, “Timnas Bahrain Takut Bermain di Indonesia.” Mereka juga menyoroti bahwa FIFA belum merespons permintaan Bahrain, dan pengamat meyakini peluang permohonan BFA disetujui cukup kecil. “FIFA harus bekerja sama dengan tuan rumah, dalam hal ini Indonesia, terkait perubahan lokasi. Indonesia kemungkinan besar tidak akan menyetujui permintaan Bahrain,” tulis Bongda24H.
Bahkan, meski FIFA pernah mengubah lokasi beberapa laga kualifikasi Piala Dunia karena alasan keamanan atau politik, kasus Bahrain ini dianggap berbeda. “Jika FIFA menyetujuinya, ini akan menjadi preseden buruk bagi tim lain,” tambah Bongda24H.
Serangan siber dan aksi netizen Indonesia yang terus berlanjut selama sepekan terakhir menempatkan BFA di tengah sorotan tajam. Hasil imbang di Riffa yang kontroversial menjadi awal dari rentetan ketegangan ini, dengan gol penyama kedudukan Bahrain di menit ke-99 menjadi pemicu utama.