MediaGo – Sinar Mas Land menyadari pentingnya keberadaan teknologi digital dalam pengembangan properti sehingga perusahaan mulai fokus mendukung pertumbuhan property technology (proptech) yang berinovasi untuk memberikan solusi terhadap kebutuhan properti masyarakat.
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada pertengahan tahun ini, pengguna internet di Indonesia telah mencapai sekitar 210 juta. Penggunaan internet sendiri telah terpenetrasi dalam berbagai lini industri termasuk properti.
Chief Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land Irawan Harahap mengutarakan, pengembangan proptech merupakan salah satu upaya yang dilakukan Sinar Mas Land dalam transformasi township Sinar Mas Land menjadi integrated smart digital city.
“Bukan hanya dari segi fisik atau keterbangunan, kami juga mendorong pertumbuhan startup khususnya bidang proptech yang erat kaitannya dengan bidang usaha Sinar Mas Land,” ungkapnya dalam acara Tech Media Workshop bertema The Next Wave Proptech Ecosystem in Indonesia di Marketing Office BSD City pada Rabu (26/10/2022).
Pada kesempatan itu, Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani menyampaikan keseriusan Sinar Mas Land untuk mentransformasi ekosistem digital perusahaan mendorong untuk melakukan perpanjangan usaha dengan Living Lab Ventures (LLV).
“Sejak diluncurkan pertengahan tahun ini, LLV telah menerima respon positif dari startup proptech, mulai dari sisi pencarian properti, kredit properti, pembiayaan, hingga co-living. Kami harap inovasi yang mereka hadirkan dapat difasilitasi dengan baik oleh LLV guna memberikan solusi terhadap kebutuhan properti masyarakat,” ungkapnya.
Terkait new wave proptech, Country Manager Rumah123 Maria Herawati Manik menyampaikan, industri proptech sangat terdorong di masa pandemi Covid-19, padahal banyak industri lain malah menurun. Pertumbuhan pasar properti di generasi milenial dan gen Z yang market share-nya kini mencapai 46%.
“Rumah123.com membantu konsumen dalam mencari properti, mulai dari listing property primary dari developer, secondary dari pemilik properti dan bank sebagai penyedia jasa layanan pendanaan. Penjajakan di masa pandemi kami lakukan dengan transformasi ke digital untuk memudahkan konsumen mendapatkan properti yang sesuai dengan kebutuhannya,” jelasnya.