Warren Buffett, miliarder sekaligus CEO Berkshire Hathaway, tetap menjadi sosok yang tak pernah kehilangan daya tarik di dunia investasi. Selama hampir enam dekade, ia mengawasi pertumbuhan saham Kelas A perusahaannya dengan kenaikan kumulatif lebih dari 5.660.000% hingga 14 November 2024. Kecakapan Buffett dalam melampaui indeks utama Wall Street secara konsisten membuat banyak investor ingin mengikuti jejaknya.
Dengan pengajuan Formulir 13F kepada Securities and Exchange Commission, publik mendapatkan gambaran tentang aktivitas perdagangan Warren Buffett dan timnya. Laporan ini mengungkapkan saham-saham yang dibeli dan dijual oleh para pengelola keuangan terkemuka pada kuartal terakhir. Tanggal 14 November adalah batas waktu pengajuan untuk aktivitas perdagangan kuartal yang berakhir September.
Dalam dua tahun terakhir, laporan 13F Berkshire Hathaway menunjukkan kecenderungan sebagai penjual bersih saham. Di antara tren tersebut, Apple tetap menjadi saham yang terus dijual, sementara saham lain, seperti Domino’s Pizza, menjadi sorotan baru.
Warren Buffett Jual Saham Apple

Sejak 1 Oktober 2022, Berkshire Hathaway telah menjual lebih banyak saham daripada membeli, dengan total agregat mencapai $166,2 miliar. Dari jumlah tersebut, sebagian besar berasal dari pengurangan kepemilikan di Apple (NASDAQ: AAPL), yang selama setahun terakhir telah dijual sebanyak 615.560.382 saham, mengurangi kepemilikan hingga 67%. Meski demikian, Apple tetap menjadi saham terbesar dalam portofolio Berkshire dengan nilai pasar hampir $25 miliar.

Pada rapat pemegang saham tahunan di Mei 2024, Buffett menjelaskan bahwa penjualan Apple bertujuan untuk mengunci keuntungan besar sebelum kemungkinan kenaikan pajak penghasilan perusahaan. Namun, dengan terpilihnya Donald Trump dan mayoritas Partai Republik di Kongres, kenaikan pajak tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Ironisnya, harga saham Apple justru melonjak karena prospek kecerdasan buatan (AI) yang menarik perhatian pasar.
Selain pertimbangan pajak, Buffett mungkin juga memandang valuasi Apple terlalu tinggi. Sebagai investor nilai, ia cenderung berhati-hati pada saham dengan rasio harga terhadap laba (P/E) tinggi, dan Apple saat ini diperdagangkan pada 38 kali laba 12 bulan terakhir. Di sisi lain, penjualan produk fisik Apple, seperti iPhone dan Mac, menunjukkan pertumbuhan yang melambat selama dua tahun terakhir. Sementara itu, meski layanan berlangganan berkembang pesat, permintaan untuk produk andalan Apple tetap stagnan.
Domino’s Pizza Menjadi Investasi Baru yang Menjanjikan
Meski lebih sering menjual saham dalam dua tahun terakhir, Buffett dan timnya tetap selektif dalam melakukan pembelian. Salah satu pembelian signifikan pada kuartal ketiga 2024 adalah saham Domino’s Pizza. Berkshire Hathaway membuka posisi baru dengan membeli 1.277.256 saham Domino’s senilai hampir $550 juta hingga akhir September.

Domino’s adalah salah satu saham dengan kinerja terbaik di Wall Street sejak penawaran umum perdananya (IPO) pada 2004, mencatat kenaikan lebih dari 7.000% termasuk dividen. Pada akhir 2023, perusahaan ini meluncurkan rencana lima tahun bertajuk “Hungry for MORE.” Akronim “MORE” mencerminkan empat prioritas strategis Domino’s:
- M – Makanan paling lezat dengan inovasi menu dan konsistensi proses persiapan.
- O – Keunggulan operasional melalui teknologi yang mendukung efisiensi.
- R – Nilai yang diakui melalui program loyalitas pelanggan yang kuat.
- E – Meningkatkan nilai merek lewat kemitraan dengan pewaralaba.
Kesuksesan Domino’s dalam membangun loyalitas pelanggan dimulai dari kampanye mea culpa di awal 2010-an, ketika perusahaan secara terbuka mengakui kekurangan produk mereka di masa lalu. Pendekatan ini menarik perhatian Warren Buffett, yang menghargai kejujuran dan tanggung jawab manajemen perusahaan.
Selain itu, Domino’s juga dikenal dengan program pengembalian modal yang ramah bagi pemegang saham. Perusahaan ini telah secara konsisten meningkatkan dividen tahunan selama lebih dari satu dekade dan membeli kembali sahamnya di sebagian besar kuartal. Warren Buffett sendiri terkenal menyukai saham dengan dividen solid yang teruji waktu.
Tantangan dan Prospek
Meski prospek Domino’s menarik, valuasinya bukan tanpa tantangan. Dengan rasio P/E berjangka sebesar 27, saham ini dianggap mahal. Namun, sejarah menunjukkan bahwa Buffett tidak ragu untuk berinvestasi di perusahaan dengan strategi pertumbuhan yang jelas dan manajemen yang solid.
Keputusan Warren Buffett untuk berinvestasi di Domino’s juga mencerminkan keyakinannya pada pertumbuhan sektor makanan cepat saji yang terus berkembang. Ke depan, akan menarik untuk melihat apakah Berkshire Hathaway akan memperbesar posisi mereka di Domino’s, atau tetap mempertahankan pendekatan selektif dalam mengelola portofolio.
Dalam lanskap investasi yang terus berubah, langkah Warren Buffett tetap menjadi acuan bagi investor yang ingin belajar dari “Oracle of Omaha.” Strateginya menunjukkan pentingnya keseimbangan antara mengambil keuntungan dari peluang baru sambil tetap menjaga prinsip nilai yang telah teruji waktu.