Kabar terbaru datang dari Deddy Corbuzier yang mengungkap alasan mengapa sempat pamit untuk rehat dari media sosial, termasuk YouTube, pada 10 Agustus lalu. Tak banyak yang tahu, ternyata saat itu dirinya sedang dalam masa kritis karena terkena badai sitokin usai mengidap COVID-19. Berikut ini cerita lengkap Deddy Corbuzier saat terinfeksi COVID-19.
Penyebab Deddy Corbuzier terinfeksi COVID-19
Melalui video yang tayang di kanal YouTube miliknya seperti dilansir dari laman Kumparan, Deddy Corbuzier menceritakan bagaimana dirinya bisa tertular virus corona. Hal itu ternyata karena ia mengurus keluarga yang mengidap COVID-19.
“Saya ngurus keluarga yang pada saat itu keluarga itu hampir semua terkena COVID-19. Saya taking care, cari rumah sakit, cari obat, dan sebagainya. Dan kontak saya dengan mereka terus-terusan. Saya pada saat itu sangat pede karena saya tahu bahwa pola hidup saya sehat. Saya juga prokes pada saat itu,” ujarnya.
Deddy Corbuzier, yang kala itu rutin melakukan tes antigen, pada suatu hari mengetahui dirinya positif COVID-19. Namun, ia tak sedemikian khawatir karena selama ini telah melakoni pola hidup sehat.
“Saya sama sekali enggak khawatir. Ya, sudah, kena COVID-19, ya, sudahlah, ya. Paling juga demam dua hari, gitu. Itu yang ada di pikiran saya karena vitamin saya full, makanan saya sehat, olahraga saya kuat. I can survive this, I don’t care,” ucapnya.
Benar saja, tiga atau empat hari kemudian, Deddy Corbuzier sudah dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan tiga kali tes antigen. Ia juga tak mengalami gejala seperti demam.
Merasa dirinya sudah sehat, Deddy Corbuzier kemudian kembali beraktivitas. Namun, pada minggu kedua setelah dinyatakan negatif, ia demam tinggi.
“Pada saat itu demam saya tiba-tiba naik, malam-malam demam saya naik sampai hampir 40. Wah, ini sudah enggak benar kalau demam seperti ini. Lalu paginya naik lagi. Pokoknya saya sempat lihat, tuh, sampai 40-an lebih, 41 kalau enggak salah, tapi turun karena langsung paracetamol pada saat itu,” tuturnya.
Selain demam tinggi, Deddy Corbuzier juga merasakan vertigo. Alhasil, ia pergi ke RSPAD Gatot Soebroto untuk menjalani CT Scan Thorax.
“Ternyata ada kerusakan. Hitungannya, tuh, 30 kalau enggak salah. Saya enggak ngerti itu 30 persen atau apa. Lalu saya diminta untuk stay di rumah sakit. Tapi, saya punya (saturasi) oksigen masih 99. Jadi, dokter pada saat itu mengatakan, kalau mau stay di rumah, boleh karena masih 99,” kata Deddy Corbuzier.
Ia lalu memutuskan untuk beristirahat di rumah. Dua hari setelahnya, Deddy Corbuzier kembali demam dan vertigo.
“Akhirnya, pagi-pagi saya dibawa ke Medistra. Dokter bilang bahwa ini memburuk. Ketika dicek, di CT Thorax, sudah 60 katanya. Yang tadinya 30, naik ke 60 dan keadaannya masuk dalam kondisi momen badai sitokin,” ucap mantan suami Kalina Oktarani tersebut.
Tak hanya COVID-19, Deddy Corbuzier juga dinyatakan terkena badai sitokin
Ketika diketahui bahwa Deddy Corbuzier terkena badai sitokin, ia kemudian dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Saya agak kaget ketika dibilang badai sitokin karena, setahu saya, badai sitokin ini membuat orang meninggal. Di saat itu saya enggak boleh pulang ternyata. Dokter mengatakan bahwa, ‘Kerja saya akan agresif. Saya akan do the best, masukin obat, masukin apa di saat itu juga dan kita akan lihat. Mas Deddy enggak boleh pulang,'” bebernya.
Deddy Corbuzier mengakui, dirinya sempat kecewa tatkala selama ini ia sudah menerapkan pola hidup sehat, namun bisa sampai terkena badai sitokin.
“Akhirnya, saya masuklah ke rumah sakit dan kondisinya pada saat itu panas, demam, badan sakit semua, dan kecewa. Kecewa sekali. Sangat kecewa karena saya tidak menyangka orang seperti saya bisa seperti itu, gitu. Dengan semua yang saya lakukan, saya kecewa. Dan badai sitokin ini adalah masa kritis, di mana hidup atau mati,” ujarnya.
Dalam konten YouTube yang sama, Deddy Corbuzier menghadirkan dokter yang merawatnya kala terkena badai sitokin, yakni dr. Gunawan. Ia sempat bertanya apakah dirinya bisa saja meninggal gara-gara terkena badai sitokin.
“Bisa. Jadi, kalau kita terlambat, artinya peradangannya berjalan terus, paru-paru Anda rusaknya bertambah banyak, terus terang itu akan mempengaruhi kapasitas oksigen badan Anda. Turun, turun, turun terus, peradangannya meluas, nantinya akan meninggalkan bekas di parunya sehingga paru-paru itu tidak bisa mengembang dengan baik, oksigennya enggak sampai,” terang dr. Gunawan.
Pada akhirnya, Deddy Corbuzier berhasil melalui masa kritis. Ia kembali sehat dan sudah mulai beraktivitas seperti biasa.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Tokyo Meningkat, Gara-gara Olimpiade?