SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Monday, June 16, 2025
spot_imgspot_img
HomeKesehatanCapek Terus? Bisa Jadi Tanda Awal Diabetes, Ini Penjelasannya

Capek Terus? Bisa Jadi Tanda Awal Diabetes, Ini Penjelasannya

Diabetes mellitus, atau yang sering disebut kencing manis, kerap menimbulkan keluhan tubuh yang terasa cepat lelah. Banyak orang tidak menyadari bahwa rasa capek yang terus-menerus, meski tanpa aktivitas berat, bisa menjadi salah satu gejala awal diabet. Padahal, kondisi ini bisa sangat serius jika tidak ditangani sejak dini.

Lantas, mengapa pengidap diabetes merasa cepat lelah? Bukankah kadar gula darah mereka tinggi, yang seharusnya memberi energi lebih? Mari kita bahas.

Glukosa Melimpah, Tapi Tidak Bisa Digunakan

sakit kepala

Dilansir dari Medical News Today, makanan yang kita konsumsi akan dipecah menjadi glukosa, yaitu bentuk gula sederhana yang menjadi bahan bakar utama tubuh. Untuk bisa digunakan oleh sel-sel tubuh, glukosa memerlukan “kunci” berupa hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas.

Pada orang yang sehat, insulin membantu glukosa masuk ke dalam sel, sehingga bisa digunakan sebagai energi. Namun, pada penderita diabet, ada dua kemungkinan yang terjadi:

  1. Tubuh tidak memproduksi cukup insulin, seperti pada diabetes tipe 1.
  2. Insulin tidak bekerja dengan efektif, seperti pada diabetes tipe 2.

Akibatnya, glukosa menumpuk di dalam darah dan tidak bisa masuk ke sel. Meski kadar gula darah tinggi, tubuh tetap merasa lemas karena sel-sel tidak mendapat energi yang dibutuhkan.

Tipe dan Tingkatan Diabetes

Secara umum, diabet terbagi menjadi dua tipe utama:

  • Diabetes tipe 1: Biasanya muncul sejak masa kanak-kanak atau remaja. Ini adalah kondisi autoimun di mana tubuh menyerang sel penghasil insulin di pankreas.
  • Diabetes tipe 2: Lebih umum dan biasanya muncul di usia dewasa. Faktor utamanya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan buruk, kurang aktivitas fisik, dan kelebihan berat badan.

Meskipun masyarakat sering menyebut “diabetes ringan,” istilah ini tidak digunakan secara medis. Sebaliknya, tingkat keparahan dinilai dari hasil pemeriksaan laboratorium, sebagai berikut:

1. Normal:

  • Gula darah sewaktu: < 200 mg/dL
  • Gula darah puasa: < 100 mg/dL
  • HbA1c: < 5,7%

2. Pradiabetes:

  • Gula darah sewaktu: < 200 mg/dL
  • Gula darah puasa: 100–125 mg/dL
  • HbA1c: 5,7%–6,4%

3. Diabetes:

  • Gula darah sewaktu: ≥ 200 mg/dL
  • Gula darah puasa: ≥ 126 mg/dL (dalam dua kali pemeriksaan)
  • HbA1c: ≥ 6,5%

Capek Seperti Apa yang Perlu Diwaspadai?

Minum Es Saat Hamil Tidak Berbahaya

Pada tahap pradiabetes, biasanya tidak muncul gejala yang jelas. Namun, beberapa orang mungkin mengalami perubahan pada warna kulit, seperti area gelap di leher, ketiak, atau selangkangan (disebut acanthosis nigricans).

Berikut beberapa bentuk kelelahan yang bisa menjadi gejala awal diabet:

1. Capek Disertai Lapar Terus-menerus

Dalam dunia medis, rasa lapar berlebih ini dikenal dengan istilah polifagia. Karena sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa, tubuh memberi sinyal bahwa kita perlu makan terus. Akibatnya, kita merasa cepat lapar meski baru saja makan.

2. Capek Disertai Rasa Haus Berlebihan

Rasa haus ekstrem, atau polidipsia, terjadi saat kadar gula darah meningkat dan tubuh mencoba membuang kelebihan glukosa melalui urin. Proses ini membuat tubuh kehilangan cairan secara cepat, menyebabkan dehidrasi, dan memicu rasa haus yang berlebihan. Biasanya juga disertai dengan poliuria, atau sering buang air kecil, terutama di malam hari.

3. Capek dan Berat Badan Menurun Drastis

Ketika glukosa tidak bisa dimanfaatkan, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi cadangan. Dalam kasus lebih lanjut, otot juga ikut dipecah. Hasilnya, berat badan turun tanpa sebab yang jelas.

Mencegah Diabetes

Ilustrasi membuat camilan sehat yang dapat dikonsumsi penderita diabetes. (Sumber: Pexels)

Kabar baiknya, pradiabetes masih bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2. Jika Anda mendapatkan hasil tes yang mengarah ke pradiabetes, ada beberapa langkah yang sangat direkomendasikan:

1. Menurunkan Berat Badan

Menurut American Diabetes Association, menurunkan berat badan sebesar 5–7% dari total berat tubuh bisa menurunkan risiko diabet hingga 60%. Contohnya, jika berat Anda 80 kg, cukup turunkan sekitar 4–6 kg.

2. Rutin Berolahraga

Aktivitas fisik dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. WHO menyarankan olahraga intensitas sedang selama 150 menit per minggu, atau sekitar 30 menit per hari selama lima hari dalam seminggu.

Jenis olahraga yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda, berenang, yoga, atau bahkan aktivitas rumah tangga seperti berkebun.

Capek yang terus-menerus tanpa penyebab yang jelas bisa menjadi sinyal awal gangguan metabolik seperti diabetes. Meski gejalanya bisa samar, memahami mekanisme tubuh dan melakukan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Gaya hidup sehat, termasuk makan seimbang, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal, merupakan investasi terbaik untuk mencegah diabet sejak dini. Jangan tunggu sampai terlambat! Kenali tubuhmu dan tanggapi setiap tanda yang muncul dengan bijak.

CopyAMP code
Fajria Anindya Utami
Fajria Anindya Utami
A passionate content writer who has eagerly enhance her skill everyday. And a journalist background with strong economic experience.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img
spot_img

Most Popular

spot_img