MediaGo – Literasi digital bukan hanya mencakup kemampuan diri dalam mencari atau membaca informasi di internet, tetapi juga menjadi proses manusia dalam berpikir secara kritis untuk mengelola, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi yang didapat dari berbagai sumber digital secara benar, cermat, beretika, dan penuh tanggung jawab.
Selain untuk meningkatkan kecakapan para pengguna dalam mengakses dunia maya, literasi digital ini juga dapat berdampak pada beragam sektor. Salah satunya, yakni dalam hal perkembangan ekonomi di Tanah Air.
Anggota Komisi 1 DPR RI, Yan Permenas Mandenas S.Sos., M.Si mengungkapkan, literasi digital memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi.
Hal itu bukan hanya isapan jempol semata, namun faktanya literasi digital ini telah berdampak signifikan terhadap peningkatan nilai ekonomi. Dampak positif itu pun sangat dirasakan semenjak masa pandemi Covid-19 kemarin.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di tahun 2017, kontribuasi pasar digital terhadap pruduk domestik kurang lebih 4 persen, tahun 2017/2018 meningkat menjadi 10 persen, 2019 4,28 persen, kontrubusi pasar digital pada 2020 turun menjadi 4 persen karena pandemi Covid-19 yang kita alami kurang lebih memasuki 2 tahun dan sekarang di 2021 meningkat 5,1 persen,” paparnya dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator yang mengusung tema “Dampak Literasi Digital Terhadap Perkembangan Ekonomi” pada Senin (13/6/2022).
Kendati demikian, Ia menilai bahwa tetap saja terdapat tantangan dalam dunia ekonomi digital ini.
“Antara lain, belum terjaminnya keamanan siber dan perlindungan data peribadi, masih minimnya sumber daya manusia dengan literasi digital yang memadai, serta regulasi yang belum mengikuti perkembangan teknologi,” paparnya.
Kemudian di sisi lain, lanjut Yan, dampak positif yang dapat dirasakan adalah mampu meningkatkan produktifitas industri.
“Kemudian pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, pelaku usaha akan mengeluarkan dana lebih sedikit dikarenakan biaya operasional yang berkurang, lalu ekonomi yang semakin merata, transaksi perekonomian yang semakin cepat,” terangnya.
Senada dengannya, Peneliti dan Pengajar Vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati menambahkan, dampak positif digital terhadap ekonomi ini mulai disadari semenjak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.
“Ekonomi digital memang memiliki dampak siginifikan terhadap pembangunan di Indonesia. Kita beruntung dan perlu bersyukur, karena memang Indonesia keberadaan TI ini akan memberikan kontribusi terhadap PDB kita dan jumlah lapangan kerja. Hal ini terbukti walaupun pandemi sudah mengguncangkan ekonomi masyarakat. Berkat kerja keras pemerintah dan parlemen-parlemen yang ada, serta dukungan masyarakat ekonomi kita bisa tetap tanggung menghadapi serangan pandemi,” ungkapnya.
Bahkan tak tanggung-tanggung, menurut data yang Ia catat, ekonomi digital di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara.
“Nilai ekonominya di tahun 2021 tercatat sekitar USD70 miliar dan diperkirakan mampu mencapai USD146 miliar pada tahun 2025,” imbuhnya.
Sementara itu, Pakar Ekonomi sekaligus Dosen di Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso, Ph.D menambahkan bahwa literasi dan keahlian digital merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan.
“Dari sisi lain di sektor bisnis akan lebih besar mengeksplor kesempatan yang pada akhirnya keahlian yang disebut dengan literasi digital mewakili aspek kunci dari perkembangan ekonomi yang suatu negara yang menyediakan kesempatan untuk melakukan transformasi digital,” terangnya.
Namun segala kemajuan itu, kata dia, harus diikuti pula oleh inovasi. Khususnya dalam menghasilkan produk.
“Yang dari sisi bisnis memang ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan menginves di dalam inovasi tersebut,” katanya.
Namun perlu diketahui, bahwa kini masih banyak fenomana yang ada kita masih mengalami kesenjangan digital.
“Tidak hanya terkait akses konektivitas saja tetapi juga kurangnya keterampilan dan kesempatan, serta memahami dalam menggunakan teknologi informasi itu sendiri. Sehingga sudah seharusnya kita mengenalkan literasi digital sejak dini kepada masyrakat dan harus melibatkan beberapa sektor swasta dan pihak lain untuk mengembangkan keterampilan literasi digital tersebut,” pungkasnya.