SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Friday, July 4, 2025
spot_imgspot_img
HomeNewsSerangan Iran Picu Lonjakan Gangguan Psikologis di Israel Hingga 350%

Serangan Iran Picu Lonjakan Gangguan Psikologis di Israel Hingga 350%

Setelah serangan besar-besaran yang diluncurkan oleh Iran terhadap wilayah Israel, negara itu kini menghadapi gelombang baru krisis: gangguan kesehatan mental massal. Dalam hitungan jam setelah serangan terjadi, laporan dari surat kabar Israel Maariv menyebutkan bahwa permintaan bantuan psikologis melonjak drastis hingga 350 persen. Angka ini mencerminkan kecemasan kolektif yang melanda masyarakat Israel di tengah situasi yang sangat mencekam.

Laporan tersebut mengutip data dari Asosiasi Pusat Trauma Israel, sebuah lembaga yang memberikan dukungan kepada masyarakat yang mengalami trauma mental akibat konflik dan perang. Direktur Jenderal lembaga tersebut, Elfrat Shafrut, mengatakan bahwa lonjakan permintaan bantuan datang dari seluruh penjuru negeri.

Warga Israel Terkena Gangguan Psikologis

“Saluran bantuan kami dibanjiri telepon. Warga Israel dari berbagai wilayah mengalami serangan panik, gemetar, menangis tak terkendali, kecemasan akut, dan detak jantung meningkat secara drastis,” kata Shafrut, seperti dikutip dari kantor berita Tasnim pada Sabtu (21 Juni 2025). “Banyak dari mereka bahkan terlalu takut untuk keluar dari tempat perlindungan.”

Fenomena ini mencerminkan dampak psikologis besar yang ditimbulkan oleh serangan langsung dari Iran, yang disebut-sebut sebagai yang pertama dalam sejarah Israel sejak berdirinya negara tersebut pada tahun 1948. Serangan misil yang berlangsung intens dan terus-menerus menciptakan tekanan luar biasa, bahkan bagi warga yang telah terbiasa hidup di bawah ancaman keamanan.

Para analis menyebutkan bahwa skala dan intensitas serangan Iran telah menciptakan trauma kolektif yang belum pernah terjadi sebelumnya. Warga Israel, yang selama ini terbiasa menghadapi ancaman dari kelompok militan seperti Hamas atau Hizbullah, kini dihadapkan pada skenario yang jauh lebih besar dan menakutkan — yaitu konfrontasi langsung dengan negara sekelas Iran.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Israel juga mencatat lonjakan serupa. Dalam pernyataannya, kementerian menyebutkan bahwa mereka menerima lebih dari 4.700 panggilan ke saluran hotline kesehatan mental hanya dalam beberapa hari setelah serangan. Hal ini memaksa pihak kementerian untuk mengambil tindakan darurat.

israel iran
Reuters

Protokol Darurat Cakup Layanan Kesehatan Mental

Menteri Kesehatan Uriel Busso mengumumkan diberlakukannya protokol darurat untuk memperluas layanan kesehatan mental, termasuk menyediakan akses hotline 24 jam dan mempercepat proses evaluasi psikologis bagi mereka yang terdampak.

“Kami tidak hanya menangani luka fisik. Luka emosional ini juga harus segera ditangani agar tidak berkembang menjadi krisis jangka panjang,” tegas Busso dalam konferensi pers.

Sebagai bagian dari upaya respons cepat, kementerian meluncurkan program dukungan emosional digital yang memungkinkan warga mengikuti sesi terapi jarak jauh melalui platform seperti Zoom. Program ini memungkinkan psikolog untuk memberikan evaluasi langsung kepada pasien, sekaligus menerapkan protokol kecemasan secara gratis, khususnya bagi mereka yang tinggal di wilayah yang terkena dampak langsung dari serangan misil.

Menurut Elfrat Shafrut, respons cepat ini sangat penting untuk mencegah munculnya kasus Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca-trauma dalam skala besar. “Tanpa penanganan awal, trauma yang diderita warga hari ini bisa berkembang menjadi gangguan jangka panjang yang memengaruhi kehidupan pribadi, sosial, bahkan produktivitas ekonomi nasional,” ujarnya.

Israel memang memiliki sejarah panjang konflik dan ketegangan regional. Namun, keterlibatan langsung Iran melalui peluncuran ratusan misil menandai eskalasi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, kesehatan mental menjadi salah satu sektor yang paling rentan.

Kesehatan Mental Warga Israel Sangat Terdampak

Para ahli kesehatan mental di Israel juga menyerukan pentingnya perhatian publik terhadap gejala-gejala gangguan psikologis yang bisa muncul secara tiba-tiba, bahkan pada individu yang sebelumnya tampak kuat secara emosional akibat serangan Iran. Mereka menekankan bahwa siapa pun, termasuk anak-anak dan orang tua lanjut usia, bisa terkena dampaknya.

Organisasi-organisasi non-pemerintah dan kelompok relawan juga turut dikerahkan untuk membantu distribusi informasi terkait penanganan trauma, cara menenangkan diri saat serangan berlangsung, hingga kiat-kiat sederhana menghadapi kecemasan saat berada di tempat perlindungan.

“Ini bukan hanya soal pertahanan militer, tapi juga soal ketahanan mental,” ujar seorang psikolog militer Israel kepada media lokal. “Serangan mungkin berhenti dalam hitungan jam, tapi luka batin bisa berlangsung bertahun-tahun jika tidak ditangani.”

Dalam kondisi yang masih belum stabil ini, perhatian terhadap kesehatan mental menjadi aspek vital yang tak bisa dikesampingkan. Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat sipil kini berpacu melawan waktu, bukan hanya untuk membangun kembali ketenangan fisik, tetapi juga kestabilan psikologis bangsa Israel akibat serangan Iran.

CopyAMP code
Fajria Anindya Utami
Fajria Anindya Utami
A passionate content writer who has eagerly enhance her skill everyday. And a journalist background with strong economic experience.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img
spot_img

Most Popular

spot_img