MediaGo – Properti menjadi salah satu pilihan investasi yang paling menarik untuk kamu coba. Meski membutuhkan modal besar, namun akan sebanding dengan keuntungan yang akan kamu dapat nantinya. Sebelum memulai terjun ke dunia properti, yuk perhatikan 5 hal ini sebelum investasi properti.
Berinvestasi memang sedang ramai digandrungi oleh banyak orang saat ini, mulai dari anak muda hingga orang dewasa semuanya senang berinvestasi. Salah satu jenis investasi yang dari dulu hingga sekarang masih digeluti dan tak pernah mati adalah investasi properti.
Investasi Properti Sangat Menjanjikan
Bagaimana tidak? Harga properti ini selalu naik. Tak pernah turun. Setiap tahunnya, selalu berpotensi mengalami kenaikan harga hingga 10-15 persen.
Namun, walaupun kelihatannya begitu mudah dan menjanjikan, tetapi tetap saja dala berinvestasi properti ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk bisa memulainya, Kamu harus siap dengan modal yang begitu besar, mulai dari ratusan juta sampai miliaran rupiah, kamu harus siapkan untuk investasi properti ini. Jika kamu sudah merasa mantap dan modalpun sudah siap, maka kamu juga harus perhatikan beberapa hal berikut sebelum memulai investasi properti agar tidak terjadi kerugian dikemudian hari.
1. Tahu properti apa yang dibutuhkan
Jenis properti itu macam-macam. Bukan hanya rumah, tapi tanah, ruko, apartemen, kontrakan, vila, dan hotel pun termasuk dalam kategori properti. Kamu harus mengetahui mana yang ingin dibeli sesuai kebutuhan investasi jangka panjang.
Seperti misalnya membeli kontrakan, atau hotel untuk di sewakan, pilih jenis yang selalu dibutuhkan dan sesuaikan dengan budget yang kamu miliki ya.
2. Perhitungkan harga dan biaya pembelian properti
Kamu juga harus memperhitungkan harga dan biaya yang timbul dalam pembelian properti. Dalam hal ini, mesti didukung dengan kondisi keuangan yang baik. Sebab biaya untuk investasi ini tidak murah.
Untuk menghindari kesalahan estimasi, sebaiknya perhitungkan harga dan biaya properti yang ingin dibeli dalam satu atau dua tahun ke depan. Khawatir terjadi kenaikan, dan kamu sudah memperhitungkannya.
3. Negosiasi dengan penjual
Kebanyakan investor atau pembeli sekarang tidak terlalu mementingkan harga properti yang ditetapkan pengembang. Dalam arti, berapapun harga yang dibanderol pengembang, diterima saja tanpa adanya negosiasi. Padahal negosiasi merupakan hal yang wajar dalam jual beli.
Negosiasi tidak selalu harus diberi diskon, hadiah langsung, tetapi hal lainnya. Misalnya kamu beli rumah seken. Ternyata saat dicek, ada keran air yang rusak, cat tembok yang mengelupas, atau genteng bocor.
Ini bisa kamu negosiasikan dengan penjual. Kamu bersedia membayar lunas asalkan semua kerusakan tersebut diperbaiki terlebih dahulu. Tentunya biaya perbaikan ditanggung oleh si penjual.
 4. Survei langsung
Mau beli properti jenis apapun, sebaiknya harus survei langsung ke lokasi terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan barang sesuai dengan yang ditawarkan penjual.
Kamu bisa lihat-lihat dulu model bangunan, kualitas bangunan, lingkungan sekitar, keamanannya, dan lain sebagainya. Jadi, jangan asal percaya saat ingin membeli sebuah properti atau hanya survei online, sebab gambar itu bisa menipu.
5. Jangan terlalu keras dengan bujet
Membeli sesuai kemampuan keuangan memang harus. Tetapi jika properti yang sesuai dengan bujetmu akan menyengsarakanmu di kemudian hari, apakah masih akan dibeli?
Misalnya anggaranmu untuk beli rumah sebesar Rp 250 juta. Harga segitu hanya dapat rumah di pinggiran Jakarta, yang jaraknya cukup jauh tanpa akses transportasi umum, seperti kereta.
Sementara kamu bekerja di tengah-tengah kota. Bila kamu memaksakan untuk membeli rumah tersebut, kamu harus bolak balik Jakarta-rumah dengan motor setiap hari, apa gak capek?
Begitu sampai kantor sudah tidak fokus, karena terlalu lelah dan stres di jalan. Biaya bensin juga membengkak. Oleh sebab itu, kalau ada rumah yang tidak terlalu jauh dari kantor, punya fasilitas yang memadai, keamanan terjamin, dan tidak rawan banjir, sebaiknya kamu beli walaupun harganya akan sedikit lebih mahal dari bujetmu.
Rumah yang berada di tengah-tengah kota akan lebih bermanfaat, bisa kamu tingglai sendiri atau diinvestasikan. Daripada beli rumah sesuai bujet yang akhirnya malah menyengsarakan, Cuma jadi aset pasif saja nantinya.