MediaGo – Santan adalah salah satu bumbu yang sering digunakan dalam masakan Indonesia. Seperti masakan khas lebaran, seperti opor ayam dan rendang.
Santan berasal dari parutan daging kelapa tua yang kemudian diperas lalu disaring dan menghasilkan cairan berwarna putih keruh.
Biasanya, saat hari raya kamu akan memasak masakan khas lebaran dalam jumlah besar sehingga makanan masih tersisa untuk hari berikutnya.
Bahaya Memanaskan Masakan Bersantan

Ketika ingin disajikan ulang di hari kedua lebaran, makanan tersebut biasanya akan di panaskan terlebih dahulu agar rasanya masih tetap nikmat saat di santap.
Padahal, makanan berbahan santan itu tidak baik jika sering dipanaskan.
Ika Setyani, dokter Ahli Gizi dari Mayapada Hospital Kuningan menjelaskan, masakan berbahan santan sebenarnya tidak mengandung kolesterol melainkan asam lemak dan trigliserida yang dapat dibakar tubuh.
Masakan yang mengandung santan justru akan jadi masalah ketika diolah dalam waktu lama atau dihangatkan berkali-kali. Proses inilah yang akan membuat lemak baik dalam santan berubah menjadi lemak jenuh.
Kebanyakan orang Indonesia sering mengatakan, makanan yang dihangatkan berkali-kali lebih enak rasanya. Padahal ini justru bahaya,” kata Ika kepada CNN Indonesia Jumat, 14/05/21).
Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh. Tingginya lemak jahat dalam darah bisa mengakibatkan penumpukan lemak di pembuluh darah yang berpotensi menyumbat aliran darah ke jantung juga otak. Kondisi itu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner hingga stroke.
Ahli lain menyarankan, agar kandungan lemak baik pada santan tak hilang, sebaiknya jangan memasak atau mengolah santan hingga mendidih.
Idealnya, Konsumsi santan yang dimasak mendidih hanya diperbolehkan sekali dalam seminggu dengan tetap membatasi makanan bersantan lainnya.
Saran lain dari Dokter spesialis gizi, Tatik Bardosono, konsumsi santan dalam batas aman adalah sebanyak 1 sdm. Namun ia menyadari, bahwa momen lebaran seperti ini sulit untuk menghindari makanan bersantan.
Oleh karena itu ia merekomendasikan konsumsi santan harus dibarengi dengan makan buah dan sayur segar agar gizi seimbang.
“Saat Lebaran sulit menghindari konsumsi makanan bersantan karena memang itu tradisi, yang penting bisa diimbangi dengan konsumsi buah dan sayur segar serta acar yang biasa dihidangkan untuk mengantisipasi kelebihan asupan lemak dari santan,” kata Tatik.
Adapun beberapa bahan alternatif pengganti santan agar santapan lebaran kalian tetap sehat dan nikamt antara lain di antaranya; susu rendah lemak, susu kedelai atau almond, dan Greek yogurt.