SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Saturday, July 5, 2025
spot_imgspot_img
HomeGaya HidupTrend Strava: Jadi Aplikasi Untuk Pembuktian Lebih Rajin Olahraga?

Trend Strava: Jadi Aplikasi Untuk Pembuktian Lebih Rajin Olahraga?

Mediago.id– Olahraga adalah aktifitas yang wajib dilakukan oleh semua orang untuk menyehatkan tubuh. Di era digital, gaya hidup sehat tak hanya soal berkeringat di lapangan atau gym. Kini, banyak orang menunjukkan kedisiplinan mereka dalam berolahraga lewat aplikasi seperti Strava.

Aplikasi pelacak aktivitas ini sedang naik daun, bukan hanya karena fungsinya mencatat lari atau bersepeda, tapi juga karena perannya sebagai “panggung” untuk menunjukkan siapa yang paling konsisten berolahraga.

Namun, apakah ini bentuk motivasi sehat, atau justru tekanan sosial terselubung?

Apa Itu Strava dan Kenapa Populer Sekarang?

Strava adalah aplikasi kebugaran yang populer di kalangan pelari, pesepeda, hingga pejalan kaki. Dengan mengandalkan fitur GPS, aplikasi ini mencatat durasi, jarak, kecepatan, dan bahkan rute yang ditempuh penggunanya. Hasil latihan pun bisa langsung dibagikan ke feed publik—mirip media sosial—sehingga teman-teman bisa melihat, menyukai, dan mengomentari aktivitas tersebut.

Dalam setahun terakhir, pencarian kata kunci “Strava” meningkat tajam di Google Trends Indonesia. Banyak pengguna mulai memamerkan hasil latihan mereka di media sosial, lengkap dengan statistik dan rute berwarna-warni dari Strava. Ini bukan sekadar olahraga, tapi juga jadi bagian dari personal branding.

Olahraga Jadi Ajang Pembuktian di Era Digital

Salah satu daya tarik utama Strava adalah kemampuannya membangun komunitas. Pengguna bisa mengikuti akun teman, memantau progres, dan memberikan semangat lewat likes atau komentar. Namun, di balik itu semua, muncul fenomena baru: olahraga sebagai ajang pembuktian diri.

Kata kunci seperti “Strava motivation”, “daily run log”, dan “consistency tracker” menjadi populer. Banyak orang merasa terpacu untuk olahraga karena tahu aktivitas mereka bisa dilihat orang lain. Ada yang menyebutnya sebagai bentuk positive peer pressure.

“Setiap kali lihat teman lari 5 km tiap pagi, rasanya nggak mau kalah,” ujar Dian, pengguna aktif Strava dari Jakarta. “Bukan cuma soal sehat, tapi juga soal konsistensi. Rasanya bangga bisa menunjukkan komitmen itu lewat aplikasi.”

Dari Self-Tracking ke Self-Branding

Tidak sedikit yang memanfaatkan Strava sebagai bagian dari personal branding. Influencer olahraga, selebgram fitness, hingga pekerja kantoran mulai menampilkan rutinitas olahraganya secara rutin. Hal ini menciptakan citra sebagai pribadi yang disiplin, aktif, dan produktif—atribut yang sangat dihargai di dunia profesional saat ini.

SEO-wise, hal ini membuat kata kunci seperti “track workout”, “build fitness habit”, dan “active lifestyle with Strava” menjadi semakin relevan, terutama untuk artikel yang membahas tren kesehatan digital.

Apakah Ini Sehat atau Justru Bikin Stres?

Meski memberi motivasi, tren ini juga menimbulkan efek tekanan terselubung. Sebagian pengguna merasa perlu selalu tampil aktif agar tidak “kalah” di mata publik digital. Ini bisa berdampak pada kesehatan mental jika tidak disikapi dengan bijak.

Psikolog olahraga, Dr. Rani Widodo, mengingatkan bahwa motivasi untuk olahraga sebaiknya berasal dari dalam diri, bukan semata demi pengakuan. “Strava bisa jadi alat bantu yang luar biasa, tapi jangan sampai tujuan kita berubah jadi sekadar cari validasi sosial,” ujarnya.


Aplikasi Strava memang menawarkan fitur pelacakan olahraga yang canggih dan komunitas yang mendukung. Bagi banyak orang, ini adalah alat yang efektif untuk membentuk kebiasaan sehat. Namun, di era media sosial, peran aplikasi ini meluas menjadi semacam ‘panggung’ pembuktian diri—siapa yang paling rajin, paling konsisten, dan paling disiplin.

Jadi, apakah kamu menggunakan Strava untuk jadi lebih sehat atau sekadar ikut tren? Apa pun alasannya, pastikan kamu tetap berolahraga demi dirimu sendiri.

CopyAMP code
Rafida
Rafida
Seorang sarjana lulusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Saya sangat menyukai dunia kepenulisan. Hasil tulisan saya, saya bagikan di berbagai platform seperti LinkedIn, medium dan blogspot.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img
spot_img

Most Popular

spot_img