MediaGo – Sebagai bentuk upaya kemandirian vaksin COVID-19. Indonesia melalui Kementerian Kesehatan resmi menerbitkan vaksin dalam negeri bernama vaksin Indovac. Dalam pengggunaannya, vaksin Indovac ini sudah memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) sejak 30 September 2022.
Vaksin Indovac ini dikembangkan oleh PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine. Selain Indovac, ada pula vaksin Inavac yang dikembangkan tim peneliti dari Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Fakta Vaksin Indovac
Berikut ini adalah 8 fakta vaksin Indovac yang perlu diketahui oleh masyarakat, di antaranya adalah:
1. Vaksin COVID-19 Indovac merupakan vaksin COVID-19 dengan platform protein subunit rekombinan. Antigen yang digunakan ialah protein rekombinan receptor binding domain (RBD) yang merupakan bagian dari virus SARSCoV-2 dan dihasilkan pada sel inang ragi (yeast) Pichia pastoris.
2. Vaksin Indovac adalah vaksin COVID-19 produksi dalam negeri, yakni oleh PT Bio Farma yang berlokasi di Bandung.
3. Saat ini PT Bio Farma memiliki kapasitas produksi 20 juta dosis, dan akan meningkat menjadi 40 juta dosis di 2023.
4. Vaksin ini telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan POM pada 24 September 2022.
5. Vaksin Indovac telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
6. Penyuntikan perdana yakni pada 13 Oktober 2022
7. Saat ini Indovac digunakan untuk vaksinasi booster dosis I dan II untuk orang berusia 18 tahun atau lebih, sedangkan untuk booster kedua untuk Lansia dan tenaga kesehatan.
8. Saat ini Indovac bisa menjadi pilihan vaksinasi booster bagi calon penerima yang sebelumnya menggunakan vaksin jenis Sinovac dosis primer sebelumnya.
Penggunaan Vaksin Indovac
Dilansir dari laman BPOM, vaksin Indovac akan digunakan dalam vaksinasi primer yang diberikan dalam 2 dosis suntikan (25 μg/dosis) dengan interval 28 hari. Efikasi Vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3, menunjukkan antibodi netralisasi Vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein subunit pembanding (92,5 persen vs 87,09 persen).
Efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik vaksin Indovac dilaporkan umumnya bersifat ringan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA.