MediaGo – Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati menyampaikan, jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemprov DKI Jakarta melakukan sejumlah langkah untuk menjaga dan mengendalikan harga serta ketersediaan stok pangan.
Menurutnya, tren kenaikan harga pangan menjelang Nataru merupakan hal yang terjadi setiap tahunnya. Namun, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya mengendalikan harga pangan dengan sejumlah langkah.
Pertama, Pemprov DKI Jakarta melakukan penyediaan dan pendistribusian bahan pangan bagi kelompok masyarakat tertentu, seperti penerima Kartu Jakarta Pintar Plus, Kartu Lansia Jakarta, dan Kartu Penyandang Disabilitas dengan target sebanyak 1,1 juta orang.
Pada program ini, masyarakat cukup menyiapkan uang sebesar Rp126.000 untuk membeli paket beras 5 kg, daging sapi 1 kg, daging ayam 1 kg, telur 1 tray, susu 24 kotak dan ikan kembung 1 kg,” ungkapnya di Balai Kota Jakarta, pada Jumat (9/12/2022).
Kemudian, untuk menjaga kestabilan harga pangan, Pemprov DKI Jakarta juga mengadakan akan bazar pangan keliling di kantor wali kota/bupati administrasi, kecamatan, kelurahan, dan rumah susun (rusun).
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan bahan pangan dalam bentuk paket sehingga harga menjadi lebih ekonomis yang bisa didapat di Gerai Pangan Pasar Jaya. Ada pula pendistribusian beras medium KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) kepada pedagang seharga Rp8.900 per kg.
Baca juga: Ini Dampak Kenaikan UMP 2023 |
“Terkait dengan kenaikan harga komoditas cabe, tidak hanya disebabkan naiknya permintaan, tetapi juga disebabkan kenaikan harga produksi. Kondisi musim hujan meningkatkan biaya ongkos petik cabe dan biaya pemeliharaan hama penyakit,” tuturnya.