MediaGo – Orang positif Covid-19 yang memiliki gejala anosmia pertanda baik. Di awal tahun 2021, dua penelitian internasional mengonfirmasi bahwa sebagian besar orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala anosmia atau hilangnya indra penciuman dan perasa untuk sementara waktu.
Studi terbaru dalam Journal Internal Medicine mengidentifikasi 86 persen pasien COVID-19 kehilangan indra penciuman dan perasa atau anosmia. Namun, mayoritas dari mereka, sekitar 55 persen hanya mengalami gejala COVID-19 ringan.
Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa anosmia karena Covid-19 merupakan indikator terbaik dari paparan virus corona. Bagi banyak orang, kehilangan penciuman dan pengecapan bisa sangat parah, bisa memakan waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan sebelum indra kembali normal.
Dilansir dari Times of India, 24 November 2020, banyak ahli percaya bahwa kehilangan penciuman atau pengecapan, ditambah dengan penurunan nafsu makan mungkin merupakan pertanda baik dari infeksi Covid-19. Sebab, gejala ini dapat melindungi orang dari gejala mematikan lainnya dari Covid-19, yaitu serangan pernapasan dan peradangan.
Banyak dokter sekarang mengatakan bahwa orang yang mengalami kehilangan penciuman dan pengecapan total, dengan gejala gastrointestinal seperti kram dan diare mungkin hanya menderita bentuk ringan dari virus corona. Ahli mengatakan, orang yang terinfeksi Covid-19 dan memiliki gejala anosmia pertanda baik berarti bahwa mereka telah melindungi diri dari serangan pernapasan parah, yang biasanya dimulai dari minggu kedua infeksi Covid-19.
Menurut dokter India yang telah bekerja untuk memetakan tanda dan gejala Covid-19, pasien dengan bentuk penyakit sedang atau parah yang memerlukan perawatan ICU di rumah sakit, jarang melaporkan mengalami gejala anosmia. Ini menyiratkan bahwa anosmia sebagian besar merupakan pertanda yang baik dan hanya bentuk ringan dari Covid-19. “Ini menekankan betapa pentingnya menyadari gejala anosmia,” kata Alexander Wieck Fjaeldstad yang terlibat dalam salah satu penelitian seperti dilansir dari Eurekalert, 19 Januari 2021.
Menurut Fjaeldstad yang merupakan profesor di bidang penciuman dan pengecapan di Universitas Aarhus, rata-rata hilangnya indra penciuman adalah 79,7 pada skala 0-100. “Ini menunjukkan, hilangnya sensorik yang besar,” kata dia.
Selain hilangnya indra penciuman, indra perasa atau pengecapan juga berkurang secara signifikan, menjadi 69,0 pada skala 0-100, sama seperti indra perasa yang tersisa di mulut juga berkurang, kali ini menjadi 37,3 pada skala 0-100.
“Hilangnya indra penciuman membuat kemampuan untuk merasakan aroma makanan menghilang. Ini membuat indra lainnya sulit mengenali apa yang Anda makan. Saat indra penciuman menghilang, memasukkan makanan ke dalam mulut Anda bisa menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan,” jelas Fjaeldstad.
Sebanyak 23 kebangsaan dan lebih dari 4.500 pasien Covid-19 dari seluruh dunia telah menanggapi kuesioner para peneliti. “Studi ini menarik, baik untuk pasien yang menderita anosmia serta dokter dan peneliti yang bekerja dengan diagnostik dan tindak lanjut pada Covid-19,” ujarnya.
Gejala Anosmia Pertanda Baik untuk Penderita Covid-19
Pasien Covid-19 dengan gejala anosmia lebih kecil kemungkinannya untuk dilarikan ke rumah sakit hingga ICU, membutuhkan intubasi, dan terkena paru-paru basah atau acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Selain itu, anosmia berarti kemungkinan limfositopenia yang rendah dan kadar albumin lebih tinggi. Para peneliti menyatakan kalau gejala ini berarti reaksi tubuh lebih ringan terhadap Covid-19, dibandingkan dengan pasien yang tak mengalami anosmia.
Kondisi penyerta seperti rinitis alergi, rinosinusitis, dan komorbiditas penciuman meningkatkan kemungkinan anosmia akut pada pasien Covid-19 Namun, penelitian tersebut memastikan kalau anosmia bukanlah kondisi permanen pada Covid-19.
Menurut Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP(K), Ph.D, membenarkan bahwa gejala anosmia yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 memang dapat dikaitkan dengan kemungkinan Covid-19 tidaklah parah dan biasanya berakhir baik untuk sang pasien.
“Kalau hanya anosmia saja, prognosisnya memang bagus,” ujar dr. Erlina.
Akan tetapi, dr. Erlina mengingatkan jika prognosis dapat dilihat dari pasien, seperti komorbiditas, kinerja sistem imun, dan beban virus (viral load).
“Ya, tergantung, sih, apakah dia ada gejala yang lain? Prognosis bukan bergantung dari satu faktor,” imbuh dr. Erlina.
Kalau mau memiliki merasakan hal yang sama, gejala anosmia pertanda baik dan kamu tak perlu panik. Karena covid-19 yang kamu derita tidak begitu parah dan termasuk gejala ringan.