MediaGo – Beraneka ragam makanan kuliner khas Jawa Timur sangat sayang jika dilewatkan. Umumnya kuliner khas Jawa Timur memiliki cita rasa yang gurih dan cenderung pedas. Namun tak perlu khawatir, sebab ada beberapa jenis makanan yang masih ramah dikonsumsi bagi yang tidak suka pedas.
Banyaknya kuliner khas Jawa Timur ini, tidak lepas dari Indonesia yang kaya akan ragam budaya di tiap daerahnya. Bermacam-macam kebudayaan di tiap daerah ini juga ikut andil memengaruhi rasa dari tiap makanan khasnya, termasuk daerah Jawa Timur itu sendiri.
Sebenarnya, dari beraneka ragam kuliner khas Jawa Timur tersebut, ada satu makanan yang sangat terkenal, yaitu rawon. Makanan tersebut terbuat dari daging dan disajikan dengan kuah yang cenderung berwarna hitam, dan pastinya sangat nikmat dimakan menggunakan nasi panas.
Tahukah kamu kalau masih banyak kuliner khas Jawa Timur yang tidak kalah menggoda? Yuk intip kuliner apa saja yang bisa kamu coba!
5 Kuliner Khas Jawa Timur
1. Rawon

Siapa yang tidak mengenal rawon, kuliner khas Jawa Timur yang menjadi favorit wisatawan. Sup dengan kuah berwarna hitam dengan daging sapi ini pernah dinobatkan menjadi sup terenak di Asia 2020 versi TasteAtlas, sebuah situs yang membahas kuliner di seluruh dunia.
Rawon dipercaya sudah ada sejak 1000 tahun yang lalu. Hal ini diungkap dalam Prasasti Taji yang ditemukan di Ponorogo Jawa Timur. Prasasti yang berangka tahun 901 M berisi tentang peresmian suatu wilayah. Salah satu hidangan yang disajikan adalah rarawwan atau yang saat ini kita kenal sebagai rawon.
2. Tahu Campur Lamongan

Kuliner asal Lamongan ini bisa dijumpai di berbagai kota di Jawa Timur. Terbuat dari tahu, lontong, daging sapi yang kenyal, selada, mie dan perkedel singkong. Yang bikin istimewa adalah kuahnya. Kuah tahu campur Lamongan seperti soto namun dicampur dengan petis. Tidak lupa ditambah dengan kerupuk dan sambal.
Sebagai kuliner khas Lamongan, pemerintah Kabupaten Lamongan telah mendaftarkan tahu campur Lamongan bersama Soto Lamongan, Nasi Baronan dan Wingko Babat, untuk mendapatkan hak paten sebagai kuliner khas Lamongan.
3. Pecel Tumpang Kediri

Pecel mudah kita temui dimana saja, tapi Kediri mempunyai pecel yang menjadi ciri khasnya, yaitu pecel tumpang, nasi pecel yang disiram dengan sambal tumpang di atasnya. Pecel sendiri telah dikenal sejak sebelum abad ke 18.
Menurut Babad Tanah Jawi, pecel asal mulanya dihidangkan di daerah Yogyakarta. Kata pecel berasal dari bahasa Jawa, dipecel, yang artinya diperas dan dibuang airnya. Sedangkan sambel tumpang telah ada sejak sekitar tahun 1814. Catatan sejarah sambal tumpang tertuang dalam Serat Centhini, yaitu salah satu karya terbesar dalam kesusastraan Jawa, yang berisi ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa.
Sambal tumpang terbuat dari tempe busuk yang dicampur dengan kencur, daun jeruk purut, cabe, lengkuas, bawang putih, bawang merah, dan daun salam. Lalu ditambahkan santan sehingga membuat rasanya menjadi lebih gurih. Harga seporsi pecel tumpang sangat terjangkau. Jangan lupa tambahkan rempeyek saat menyantapnya.
4. Ayam Lodho Tulungagung

Kalau kamu sedang berkunjung ke Tulungagung, jangan lewatkan sajian khas Ayam Lodho. Ayam Lodho yaitu ayam kampung yang dibakar lalu dimasak dalam kuah kental yang gurih dan pedas. Kata lodho sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti empuk. Setelah ayam diberi bumbu dan dibakar, selanjutnya ayam diberi santan kental dan terus dimasak sampai kuah menjadi sangat kental (mblondho). Setelah matang tak lupa ayam disajikan dengan urap-urap.
Tak hanya sebagai makanan khas daerah saja, ayam lodho juga menjadi salah satu unsur kebudayaan di Tulungagung. Setiap ada hajatan, masyarakat di desa-desa di Tulungagung menyiapkan ayam lodho sebagai salah satu sesaji. Mereka percaya jika menggunakan ayam lodho, maka hajatan mereka akan terkabul.
5. Pecel Pitik Banyuwangi

Pecel pitik adalah kuliner tradisional khas Banyuwangi yang terbuat dari ayam kampung yang dipanggang lalu disuwir dan dilumuri dengan parutan kelapa berbumbu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, garam dan gula.
Tidak banyak yang tahu jika Pecel Pitik mempunyai filosofi yang dalam. Penamaan Pecel Pitik ini tidak hanya dari kata pitik yang berarti ayam tetapi juga diambil dari “diucel-ucel hang perkara apik” yang artinya dilumuri dengan berbagai perkara yang baik. Menurut tradisi Suku Osing, ketika memasak pecel pitik disarankan untuk diam dan berdoa, memasak menggunakan tungku serta menyuwir tidak diperbolehkan menggunakan pisau melainkan harus dengan tangan.
Itu dia rekomendasi kuliner khas Jawa Timur. Jangan lupa untuk mencobanya ketika kamu berkunjung ke Jawa Timur. Tetapi ingat, keinginan untuk jalan-jalannya ditunda dulu sampai pandemi berakhir ya!