MediaGo – Ulama sekaligus pendakwah Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber meninggal dunia. Ulama karismatik tersebut tutup usia di RS Yarsi sekitar pukul 8.30 WIB pada Kamis (14/1/2021).
Kabar tersebut disampaikan oleh Ustaz Yusuf Mansur melalui video yang ia unggah di akun resmi Instagram miliknya, @yusufmansurnew.
“Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun. Syaikh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, jam 8.30. Mohon do’anya…,” tulis Yusuf Mansur.
Baca juga: Jakarta Butuh 16 Juta Dosis Vaksin COVID-19
Positif Covid-19
Diketahui, Syekh Ali Jaber dinyatakan positif Covid-19 pada Selasa (29/12). Ia sempat masuk ruang ICU RS Yarsi pada Rabu (30/12). Kondisi kesehatan Syekh Ali Jaber sempat dilaporkan membaik pada 4 Januari 2021.
“Kondisinya pun semakin membaik tim medis menyampaikan apa adanya, bahwa perkembangannya cukup bagus dan terus menunjukkan peningkatan,” tulis akun resmi Instagram Syekh Ali Jaber, @syekh.alijaber, Senin (4/1).
Ali juga meminta masyarakat, khususnya jemaah Ali, untuk mengirimkan doa. Selain itu, mereka juga mengajak jemaah untuk mengikuti amalan ibadah Ali setiap hari. “Kami berupaya meneruskan hobi beliau, merutinkan sedekah subuh dan beliau gemar membaca surat Al-Baqarah setiap hari,” ujar akun tersebut.
Profil Syek Ali Jaber
Syekh Ali Jaber lahir di Madinah Februari 1976. Ia anak pertama dari 12 bersaudara. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius. Di Madinah ia memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.
Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam. Pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah menghapal 30 juz Alquran. Bahkan, sejak usia 13 tahun, ia diamanahkan menjadi imam masjid di salah satu masjid di Kota Madinah.
Ia mengenyam pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran di Madinah dan luar Madinah, Arab Saudi.
Da juga rutin mengajar dan berkdakwah khususnya di tempat tinggalnya, yakni masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan ilmu Alquran. Selama di Madinah ini, ia juga aktif sebagai guru hapalan AlQur’an di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu masjid Kota Madinah.
Hijrah ke Indonesia
Pada 2008, kala usia 32 tahun, Syekh Ali Jaber terbang ke Indonesia. Kemudian, dia menikah dengan Umi Nadia, wanita Indonesia asal Lombok, NTB, dan dikaruniai seorang anak bernama Hasan. Di sana, ia menjadi guru tahfidz Quran, imam salat, khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.
Dia juga pernah diminta menjadi imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta. Selain itu, ia juga menjadi pembimbing tadarus Quran dan imam salat Ied di Masid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta ini.
Baca juga: Begini Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 Gratis
Kehadiran beliau ternyata mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya sangat rinci, dan berisi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits. Ia mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.
Pada 2012, Syekh Ali Jaber resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada 2012. Saat itu, penghargaan kewarganegaraan Indonesia dia dapat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kariernya pun makin mengilap. Meski sudah tenar, ia tetap berendah hati. Ia masih berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.