SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Tuesday, January 21, 2025
spot_imgspot_img
HomePropertiRealisasi Kepemilikan Properti Sebelum Suku Bunga KPR Meningkat

Realisasi Kepemilikan Properti Sebelum Suku Bunga KPR Meningkat

MediaGo – Bank Indonesia (BI) menyatakan kondisi perekonomian global masih diwarnai dengan berbagai ketidakpastian. Bahkan menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi global berpotensi hanya mencapai 3 persen, di bawah proyeksi yang ditentukan oleh bank sentral, yakni 3,4 persen.

Proyeksi tersebut dibuat oleh BI dengan melihat 3 faktor utama, yakni perang antara Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai, yang menimbulkan disrupsi rantai pasok berbagai komoditas yang menimbulkan lonjakan harga dan inflasi di berbagai negara.

Lalu, kedua adalah pengetatan moneter di berbagai negara, khususnya Amerika Serikat, yang tengah agresif menormalisasikan kebijakan moneternya dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan.

Kemudian ketiga, kebijakan Zero Covid yang dilaksanakan oleh China, lockdown ketat berpengaruh terhadap permintaan dan kegiatan manufaktur negara tersebut dan membuat pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu mengalami perlambatan.

Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengimbau masyarakat agar waspada terhadap kenaikan suku bunga yang terjadi di beberapa negara, yang dapat mempengaruhi kenaikan harga rumah kedepannya. Kenaikan suku bunga akan turut mengerek kenaikan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang akan membuat masyarakat lebih sulit untuk memiliki hunian.

“Untuk membeli rumah 15 tahun mencicil di awal berat, suku bunga dulu, principal-nya di belakang. Itu karena dengan harga rumah tersebut dan interest rate sekarang harus diwaspadai, karena cenderung naik dengan inflasi tinggi,” jelas Menkeu dalam pembukaan Securitization Summit 2022, Rabu (6/7/2022) lalu.

Apabila kenaikan inflasi berkelanjutan, juga akan dapat memengaruhi industri properti.

Jika inflasi naik, kemungkinan besar suku bunga juga akan menyesuaikan, sehingga akan menambah tekanan pada industri properti.

Tak hanya bahan bangunan seperti semen dan besi yang mulai naik, namun akan juga mendongkrak harga jualnya di pasar.

Meski demikian, sektor properti tetap optimis menuju pemulihan ekonomi di tengah perang Rusia dan Ukraina.

Industri properti masih dapat bertahan untuk tidak menaikkan harga hingga September.

Meninjau hal tersebut, pengembang melihat hal ini sebagai momentum yang baik atas ketertarikan masyarakat untuk segera memiliki properti.

“Tentu, sebelum harga naik, konsumen akan lebih tertarik untuk segera memiliki hunian. Tak hanya untuk dihuni, juga sebagai investasi yang menjanjikan,” ungkap General Manager Skandinavia Apartemen, Henne Putro pada Open House pada Sabtu (23/7).

Properti yang menjanjikan tentu harus ditunjang dengan berbagai faktor, seperti lokasinya yang strategis yang berada di pusat aktivitas ekonomi dengan akses yang mudah.

Kedekatannya dengan pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran, perbankan, sekolah hingga universitas juga akan menjadikan properti ini lebih banyak diminati dan mudah disewakan.

Menurutnya, fasilitas juga tidak kalah pentingnya, konsumen lebih menginginkan hal yang serba mudah dan nyaman.

Pihaknya cukup percaya diri, setelah berhasil melalui resesi pandemi 2 tahun belakangan, ini menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan penjualan dengan kualitas produk yang sudah baik.

Sementara itu pengembang juga kerap menggelontorkan program dan promosi yang dapat menambah ketertarikan konsumen seperti cicilan developer hingga 120x hingga diskon 10% atau setara 3x bunga deposito.

Event-event untuk menarik konsumen seperti Open House juga kerap dilaksanakan, dengan bekerjasama dengan tenant-tenant ternama.

CopyAMP code

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img

Most Popular