MediaGo – Dahulu, seorang pahlawan erat kaitannya dengan sebuah perjuangan dalam perang demi kemerdekaan. Namun kini, tentunya hal itu tidak akan terjadi. Sebab, zaman telah berubah. Saat ini dikenal sebagai era digital yang memiliki perkembangan dunia teknologi dengan sangat pesat.
Tugas para penerus bangsa bukan lagi berjuang di medan perang. Pada era digitalisasi ini, makna pahlawan mengalami perluasan arti. Pasalnya, bagi generasi masa kini permasalahan yang dihadapi itu jauh lebih luas.
Musuh, kini bukan lagi sekadar berupa ancaman yang mengganggu kedaulatan, tetapi juga permasalahan-permasalahan lain yang mencakup hampir semua aspek kehidupan – lingkungan hidup, sosial, tenaga kerja, seni, teknologi, dan sebagainya. Terlebih, dunia teknologi informasi kini telah berkembang dengan begitu pesat.
Anggota Komisi 1 DPR RI, Kresna Dewanata Phrosakh memaparkan bahwa, setiap orang sangat berpeluang untuk menjadi pahlawan. Khususnya di era digital saat ini. Baginya, untuk menjadi seorang pahlawan kini tak perlu merasakan lagi tubuhnya tertembak selongsong peluru, terkena tebasan pedang, ataupun peperangan lainnya yang harus mengorbankan jiwa.
Namun untuk menjadi pahlawan, menurutnya cukup diraih hanya dengan berperilaku cakap dalam mengakses ruang digital. “Pahlawan digital bagi saya pribadi adalah seluruh pengguna teknologi digital yang bisa bermanfaat bagi kita semua. Tentunya banyak sekali sosok yang menginspirasi kita di zaman sekarang ini,” ujar Kresna dalam kegiatan Webinar bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator : Pahlawan di Era Digital” yang dihelat, Selasa (12/4/2022).
Baca juga: Begini Cara Mencegah Penipuan Di Ranah Digital
Ia menyebut, kini sudah banyak contoh sosok di Tanah Air yang telah berhasil menjadi seorang pahlawan di era digital ini. “Kita tahu ada tokoh-tokoh besar seperti di Indonesia ini ada bapak Menteri Nadiem Makarim dengan star up-nya. Dan kita tahu bahwa kita juga bisa menjadi pahlawan dunia digital dengan menggunakan digital yang baik dan sehat serta bermanfaat bagi orang banyak,” tuturnya.
Untuk menjadi pahlawan, menurut dia, tentunya sangat diperlukan kebijaksanaan dalam menggunakan platform digital. Jika tidak, kemajuan teknologi ini akan berubah menjadi musuh.
“Seperti penyebar berita hoaks, penyebar kebencian dan orang-orang yang mengshare sesuatu yang tidak baik tanpa di-fiter atau bisa mengacaukan masyarakat seperti menyebar video porno atau menyebarkan ideologi-ideologi yang tidak tepat. Jadi selain ada orang-orang yang bisa menajdi pahlawan juga banyak sekali orang-orang yang bisa menjadi musuh,” terangnya.
Untuk terhindar dari hal demikian, Ia mengatakan bahwa dalam hal ini literasi digital menjadi kuncinya. Ilmu dalam penggunaan platform digital ini dipercaya akan mampu menentukan sikap dan perilaku para pengguna dalam mengaksesnya. “Jadi mari kita mulai dengan diri kita sendiri agar orang-orang juga mengikuti dengan menajdi pengguna digital yang lebih baik,” ajaknya.
Baca juga: Pintar Pilah-Pilih Informasi Di Ruang Digital
Atas hal itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc mengatakan, Kementrian Kominfo mengemban mandat dari Presiden Joko Widodo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia. Dalam mencapai visi dan misi tersebut kementrian kominfo memiliki peran sebagai legulator, fasilitator, dan ekselerator dibidang digital Indonesia.
Dalam rangka menjalankan salah satu mandat tersebut terkait pengembangan SDM digital Kementerian Kominfo bersama gerakan nasional, litasi digital, cyber kreasi, serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan digital pada seluruh lapisan masyarakat Indoensia.
“Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utma, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan pemahaman digital. Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia,” tutupnya