Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang luar biasa, bukan hanya masyarakatnya saja yang berasal dari beraneka suku bangsa, tetapi juga lanskap alamnya yang sangat indah. Terletak di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis dengan pemandangan eksotis yang khas. Berikut ini deretan film yang menampilkan keindahan alam Indonesia.
5 film yang menampilkan keindahan alam Indonesia
Dari sekian banyak destinasi wisata di Indonesia, melansir dari laman Kumparan berikut ini beberapa film yang menampilkan keindahan alam Nusantara. Tentu saja juga bisa menjadi referensi kamu untuk menentukan destinasi liburan, lho. Simak selengkapnya yuk.
1. Laskar pelangi
Salah satu novel karya Andrea Hirata, yaitu “Laskar Pelangi” ini berhasil diangkat menjadi sebuah film dan tidak hanya berhasil menyentuh hati para penontonnya melalui perjuangan anak-anak di Desa Gantong Belitong untuk tetap bisa bersekolah. Tetapi juga memperkenalkan pesona Belitung yang sangat menawan.
Laut yang jernih membiru dihiasi bebatuan granit raksasa yang ditampilkan dalam film “Laskar Pelangi”, seakan mengundang para pelancong untuk datang dan melihat sendiri keindahannya. Sehingga tak heran, setelah film tersebut diputar pada 2008 lalu, pariwisata Belitung naik daun.
Selain Pantai Tanjung Tinggi yang menawan, kamu bisa juga berkunjung ke Museum Kata milik Andrea Hirata, yaitu museum sastra pertama di Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Laskar Pelangi. Ya, Laskar Pelangi juga diabadikan sebagai nama jalan raya di Belitung, karena efek pemutarannya yang luar biasa.
2. 5 cm
Sejak tayangnya film “5 cm”, ternyata banyak anak muda Indonesia yang semakin banyak tertarik untuk mendaki gunung serta menikmati pesonanya. Lokasi syuting film ini sendiri berada di Ranu Kumbolo di Gunung Semeru.
Ranu Kumbolo dan Gunung Semeru punya pemandangan alam yang begitu indah. Udaranya juga masih sangat segar! Setelah film tersebut dirilis, lokasi ini makin banyak dikunjungi wisatawan.
3. Susah Sinyal
“Susah Sinyal” mengambil Sumba sebagai lokasi syutingnya. Bercerita tentang hubungan yang renggang antara seorang ibu single parent dengan anak perempuannya, film drama komedi garapan Ernest Prakasa ini berhasil menggambarkan keindahan Sumba dengan cara yang apik.
Setidaknya ada lima lokasi wisata yang ditampilkan dalam film tersebut, seperti Bukit Tenau yang luas dan berundak-undak, Air Terjun Tanggedu yang indah dan dikelilingi bebatuan, hingga Pantai Walakiri yang terkenal karena keindahan sunset dan pohon bakaunya yang kerdil. Dijamin bikin mata tak bisa lepas karena pesonanya.
4. Di Timur Matahari
Hampir serupa dengan “Laskar Pelangi”, “Di Timur Matahari” juga menceritakan tentang anak-anak di yang bersemangat menuntut ilmu di tengah keterbatasan, tetapi belum juga mendapat guru pengganti. Film itu mengajak para penonton bukan hanya melihat perjuangan anak-anak saja, tetap juga budaya masyarakat sekitar, biaya dan cara hidup, hingga pertikaian antar suku.
Mengambil lokasi syuting di Tiom, Kab. Lani Jaya, kamu akan dimanjakan dengan keindahan Papua yang eksotis dan masih alami. Melihat keceriaan anak-anak Papua yang tertawa riang hanya karena hal-hal yang sederhana, sesuatu yang belum tentu kamu dapatkan di kota besar yang penuh dengan tuntutan dan rutinitas hidup.
Kamu juga akan melihat bangunan tradisional khas Papua, Honai, pakaian hingga senjata adat ditampilkan di dalam film ini. Jangan salahkan kumparan, ya, kalau setelah menonton film tersebut kamu malah jadi ingin traveling langsung ke Bumi Mutiara Hitam dari Timur Indonesia.
5. Banda The Dark Forgotten Trail
Banda The Dark Forgotten Trail merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan sejarah jalur rempah dunia di Banda Neira sebagai penghasil rempah, terutama pala. Disutradarai oleh Jay Subyakto, Banda The Dark Forgotten Trail menampilkan sisa kejayaan masa lalu yang masih tertinggal di Banda.
Banda Neira merupakan pulau yang berada di Kepualau Banda, Maluku. Pada masa lampau, ketika pala dihargai jauh lebih mahal dari pada emas, Banda Neira diperebutkan oleh Belanda dan Inggris, bahkan saat itu Belanda berani melepaskan Nieuw Amsterdam yang kini dikenal sebagai New York.
Banda bukan hanya menarik karena cerita sejarahnya saja, tetapi juga kekayaan bawah lautnya yang menawan, mulai dari ragam ikan laut hingga terumbu karang.
