SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Wednesday, October 30, 2024
spot_imgspot_img
HomeBisnisKonflik dalam Organisasi. Apa Penyebab, Dampak, Jenis, dan Cara Menyelesaikannya?

Konflik dalam Organisasi. Apa Penyebab, Dampak, Jenis, dan Cara Menyelesaikannya?

MediaGo – Dalam  berorganisasi maupun dalam kehidupan sehari – hari kita tidak bisa terlepas dari suatu konflik. Semua pasti pernah mengalami konflik dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Konflik dalam organisasi sendiri sering disebabkan oleh komunikasi yang kurang baik antara satu anggota dengan yang lain, maupun kesalahan dalam menerima informasi sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Menurut Stephen P. Robbins, konflik (conflict) adalah sebuah proses yang dimulai ketika suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama.

Penyebab Konflik dalam Organisasi

Penyebab Konflik

Sumber konflik dalam organisasi bisa berasal dari mana saja, baik itu berasal dari diri sendiri maupun berasal dari luar. Beberapa sumber penyebab konflik dalam organisasi diantaranya :

  1. Perbedaan individu, salah satu penyebab konflik yang sering terjadi yaitu perbedaan individu. Dimana seseorang merasa antara pikiran dan hatinya tidak selaras. Mereka melakukan sesuatu yang tidak berdasarkan kata hatinya sehingga menimbulkan konflik dalam diri sendiri.
  2. Perbedaan latar belakang, dalam suatu organisasi beranggotakan berbagai macam individu yang berasal dari berbagai macam latar belakang, baik itu budaya, agama, suku dan yang lainnya. Perbedaan latar belakang yang berbeda beda juga menyebabkan perbedaan kepribadian dan sikap pada masing – masing individu.
  3. Perbedaan kepentingan, setiap organisasi sudah memiliki tujuannya sendiri, namun individu maupun kelompok memiliki penafsiran dan cara yang berbeda ketika ingin mencapai tujuan tersebut. Sehingga menimbulkan konflik antar individu maupun kelompok.
  4. Perubahan lingkungan yang cepat, seiring majunya zaman dan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat menyebabkan perubahan pola interaksi yang ada dalam organisasi. Cara berkomunikasi pun ikut berubah dari yang tradisional menjadi lebih modern.
  5. Penyebab dari luar organisasi, terkadang dalam berorganisasi ada pihak – pihak yang ingin menghancurkan atau tidak senang dengan organisasi kita. Mereka sengaja memberi pengaruh buruk, mempengaruhi bahkan mengadu domba anggota organisasi agar terjadi konflik didalamnya. Efek paling parahnya bisa memecah belah anggota dalam organisasi.
Baca Juga: Struktur Organisasi Perusahaan: Pengertian, Manfaat, Contoh, Dan Cara Menyusunnya!

Dampak Konflik Dalam Organisasi

Konflik dalam organisasi apabila tidak segera ditangani dengan baik, akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi tersebut. Dampak negatif dari adanya konflik dalam organisasi dapat menyebabkan aktivitas organisasi terganggu, situasi menjadi tidak nyaman, bahkan dapat terjadi perselisihan sehingga muncul perpecahan. Namun, apabila dikelola dengan baik dan tepat maka output dari konflik tersebut. Dampak positif dari adanya konflik dalam organisasi antara lain :

  1. Memberi motivasi kepada anggota organisasi, individu atau kelompok yang terlibat konflik menjadi termotivasi agar dapat memecahkan konflik yang sedang terjadi.
  2. Memunculkan ide dan gagasan baru, perbedaan pendapat dan sudut pandang dari setiap anggota dapat memicu munculnya ide-ide baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
  3. Meningkatkan etoa kerja, dengan adanya persaingan antar anggota maka mereka akan meningkatkan etos kerja mereka sehingga menjadi lebih produktif.

Jenis-Jenis Konflik

Konflik ada berbagai macam jenis, antara lain sebagai herikut :

  1. Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (personrole conflict), dimana peraturan yang berlaku tidak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang itu memilih untuk tidak melaksanakan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku;
  2. Konflik antar peranan (inter role conflict), dimana orang menghadapi persoalan karena dia menjabat dua tau lebih fungsi yang saling bertentangan; misalnya saja anggota serikat pekerja yang juga pengawasan atau mandor perusahaan;
  3. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict), misalnya saja dekan suatu fakultas harus memenuhi permintaan yang berlainan para ketua jurusan;
  4. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan (intrasender conflict).
Jenis Koplik

Kelompok konflik yang pertama pada hakekatnya meminta kesadaran orang untuk mentaati peraturan yang ada atau memerlukan kesetiaan orang pada organisasi. Kelompok konflik yang kedua dapat dihindari dengan mendefinjisikan kembali tugas yang terlebih dahulu telah dispesialisasikan dan dialokasikan pada seorang tertentu sehingga akibat negatif dwi-fungsi diminimumkan. Sedangkan kelompok konflik ketiga dapat dihindari dengan memperlakukan sama bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan. Akhirnya kelompok konflik keempat dapat dihindari dengan sistem informasi yang lebih baik serta adanya buku pedoman atau petunjuk perusahaan.

Baca Juga: Mengenal Dan Peran Penerapan Budaya Organisasi Dalam Perusahaan

Dalam kehidupan organisasi, konflik juga dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasar hal ini, kita mengenal lima konflik (T. Hani Handorko, 1984):

  1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari pada kemampuannya.
  2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar peranan (seperti antara manajer dan bawahan).
  3. Konflik antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang indiidu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
  4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
  5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Menyelesaikan Konflik

Bila keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsensus sulit dicapai, maka dikonflik pun tak terelakkan.

  1. Pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dikemukakan di bawah ini, tetapi tergantung pada situasi dan kondisi yang ada (T. Hani Handoko, 1984). Menggunakan kekuasaan – melaksanakan pendapat dengan menyatakan siapa yang setuju dengan pimpinan dan yang tidak hendaknya mengundurkan diri.
  2. Konfrontasi – dimana penyelesaian melalui persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, dan hal itu dibiarkan demikian agar pihak-pihak memikirkan dan merenungkan kembali pendapat masing-masing. e-journal “Acta Diurna” Volume IV. No.2. Tahun 2015
  3. Kompromi – dimana pihak yang satu mengorbankan sesuatu agar memuaskan pihak yang lain; tentu saja pihak-pihak tak ada yang senang akan hal ini, tetapi apa boleh buat karena keadaan berlarut-larut dan organisasi menjadi “mati”. Ini akan justru merugikan semua pihak karena anggota saling menyabot kegiatan-kegiatan operasional.
  4. Menghaluskan situasi – ini meneruskan usaha mempertahankan “statusquo”, akan tetapi pimpinan secara informal berusaha untuk menyelesaikan persoalan terhadap isu yang sifatnya sepele.
  5. Pengunduran diri – dalam hal ini pimpinan “melarikan diri” dari situasi yang timbul dan tak berusaha untuk menyelesaikannya sama sekali; pimpinan menyerahkan pada kekuatan yang ada untuk nantinya memperoleh keseimbangan kembali, karena dia memang berpendapat bahwa demikianlah seharusnya proses konflik berjalan; memang diperkirakan bahwa sesuatu yang baru tentu menimbulkan gejolak dan berbagai pendapat, tetapi dengan berjalannya waktu hal yang baru itu diterima sebagai hal yang biasa dan pihak-pihak akan dengan sendirinya mengerti duduk perkaranya.

Berbagai keadaan yang menguntungkan suatu organisasi dalam menghadapi konflik dalam organisasi adalah apabila:

  • Strukturnya dapat memperlancar saling tindak anggota dan kelompok;
  • Anggotanya mampu melaksanakan proses saling tindak yang efektif dan saling mempengaruhi;
  • Anggota yang satu mempercayai kemampuan anggota yang lain, setia dan lain-lain.

Kesimpulan

Penyelesaian konflik dalam organisasi seperti itu sifatnya akan kreatif dan konstruktif dan inilah yang kita inginkan semua, yaitu tercapainya kesesuaian (conformity) antar anggota dimana para anggota memperagakan sikap, perilaku dan tindakan yang harmonis.

Orang mentolelir sifat menyimpang satu atau lebih anggota organisasi sepanjang sifat tersebut mengarah kepada perbaikan bagi organisasi. Perbedaan pendapat di kalangan para anggota organisasi adalah semacam “hak mereka”. Konflik dalam organisasi yang timbul diharapkan dapat menciptakan alternatif-alternatif yang lebih baik bagi semua anggota, dan selanjutnya para anggota memilih dari berbagai alternatif tersebut, alternatif yang terbaik bagi mereka sesuai dengan hak dan kewajiban mereka.

Jangan sekali-kali memandang bahwa dengan adanya konflik dalam organisasi telah gagal. Konflik, bagaimanapun sulitnya, dapat diselesaikan oleh para anggota sendiri dengan melihat persoalan serta mendudukkannya pada proporsi yang wajar, menyadari hambatan serta kendala yang berada di luar kemampuan kita, memperhatikan peraturan permaianan yang kita setujui bersama, serta mengusahakan pelaksanaan secara konsekuen keputusan yang telah diambil dan yang telah kita setujui bersama.

Dengan cara ini dijamin tercapainya atau tergalangnya persatuan dan kesatuan (cohesiveness) para anggota organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan lancar. Jadi, konflik dapat mengarahkan ke inovasi dan perubahan; dapat menggerakkan orang-orang untuk melaksanakan kegiatan, mengembangkan proteksi bagi pihak-pihak yang lemah dalam organisasi. Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa konflik dapat dikelola, agar berguna bukan menghambat, untuk pencapaian tujuan dalam organisasi modern.

Disusun Oleh: Ai Siti Nur Rohmawati, Dewi Ayu Lestari, Ilham Latif Fulloh, dan Riyan Novriadi

CopyAMP code
Hafif Rahman
Hafif Rahmanhttps://apuy-puye.com/
Sebagai profesional SEO dan Content Writter sejak 2008 dengan menulis artikel dari berbagai topik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img

Most Popular