SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Wednesday, October 16, 2024
spot_imgspot_img
HomeGaya HidupBiografi Marissa Haque, Perjalanan Hidup Istri Ikang Fawzi yang Meninggal di Usia...

Biografi Marissa Haque, Perjalanan Hidup Istri Ikang Fawzi yang Meninggal di Usia 61 Tahun

Wafatnya Marissa Haque meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Pemilik nama asli Marissa Grace Haque ini adalah istri dari aktor Ikang Fawzi. Marissa tutup usia pada 61 tahun.

Kabar duka tersebut disampaikan oleh putrinya, Chiki Fawzi, melalui akun Instagram. “Telah meninggal dunia ibu saya, Marissa,” tulis Chiki dalam Instagram Story pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Selama hidupnya, Marissa tidak hanya berkarier di dunia hiburan, tetapi juga aktif di dunia politik. Pada tahun 2006, ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Biografi Marissa Haque

Marissa lahir di Balikpapan pada 15 Oktober 1962 dari pasangan Allen Haque dan Nike Suharyah. Ayahnya memiliki darah campuran Belanda-Prancis, sementara ibunya berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur. Marissa adalah kakak dari Soraya Haque dan Shahnaz Haque, yang juga berkarier di dunia hiburan.

Karier Marissa di dunia hiburan dimulai di Sanggar Swara Mahardika milik Guruh Soekarnoputra, di mana ia dilatih menyanyi dan menari. Pada usia 18 tahun, ia mendapatkan peran dalam film “Kembang Semusim” berkat ajakan sutradara M.T. Risyaf. Setelah itu, Marissa sering tampil dalam film-film populer seperti “Bawalah Aku Pergi,” “Hukum Karma,” “Jejak Pengantin,” “Sebening Kaca,” dan “Melintas Badai.”

Kemudian, film “Tinggal Landas Buat Kekasih” (1984) yang disutradarai Sophan Sophian-lah yang melambungkan namanya. Lewat film tersebut, Marissa berhasil meraih Piala Citra sebagai Aktris Pendukung Terbaik.

Kisah Asmara bersama Suami, Ikang Fawzi

image

Source: Kompas.com

Pertemuan dengan Ikang Fawzi di film yang sama juga membawa mereka ke jenjang pernikahan pada 3 Juli 1986. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua putri, Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi.

Selain di dunia hiburan, Marissa juga menekuni dunia pendidikan. Setelah menyelesaikan sekolah dasar dan menengah, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, jurusan Hukum Perdata. Marissa juga memiliki gelar Magister Bahasa Anak Tuna Rungu dari Universitas Katolik Atma Jaya, serta gelar Magister Administrasi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Ia juga meraih gelar doktor dari Pusat Studi Lingkungan di Institut Pertanian Bogor.

Marissa Haque terjun ke dunia politik

Dengan latar belakang pendidikan dan popularitas yang ia miliki, Marissa Haque terjun ke dunia politik. Pada Pemilu 2004, ia terpilih sebagai anggota DPR mewakili PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Bandung untuk periode 2004-2009.

Namun, pada 2006, Marissa mengundurkan diri dari PDI Perjuangan setelah menerima tawaran sebagai calon wakil gubernur Banten, mendampingi Zulkieflimansyah yang diusung oleh PKS. Meskipun begitu, PDI Perjuangan mendukung kandidat lain, Atut Chosiyah.

Pasangan Zulkifli-Marissa kalah dalam Pilgub Banten, tetapi perseteruan Marissa dan Atut berlanjut ke pengadilan terkait dugaan ijazah palsu dari Universitas Borobudur yang dilaporkan Marissa.

Setelah kekalahan tersebut, Marissa tetap melanjutkan karier politiknya dengan bergabung dengan PPP pada 7 Oktober 2007, dan kemudian pada tahun 2012, ia berpindah ke PAN, partai di mana suaminya juga berkarier.

Kronologi Meninggalnya Marissa Haque

marissa haque

Source: Suarasurabaya

Adiknya, Soraya Haque, mengungkapkan kronologi meninggalnya Marissa ketika ditemui di rumah duka di kawasan Pelangi Bintaro, Tangerang Selatan.

“Tidak ada tanda-tanda atau kejadian tertentu. Menurut suaminya, Marissa Haque sudah dalam keadaan tidak bergerak, lalu dibawa ke rumah sakit untuk memastikan kondisinya, dan akhirnya mendapat surat kematian pada pukul 00.43 WIB,” ujar Soraya pada Rabu (2/10/2024).

Soraya juga menyebut bahwa penyebab kematian Marissa adalah ajal yang memang sudah tiba. “Penyebabnya karena ajal. Kita harus percaya bahwa ajal bisa datang kapan saja tanpa alasan,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa kejadian ini menjadi pengingat untuk tidak lalai dalam menjalani kehidupan dan tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk orang lain.

CopyAMP code
Fajria Anindya Utami
Fajria Anindya Utami
A passionate content writer who has eagerly enhance her skill everyday. And a journalist background with strong economic experience.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img

Most Popular