MediaGo – Atlet tenis meja asal Suriah, Hend Zaza, menjadi kontestan termuda pada penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Saat ini, ia masih berusia 12 tahun dan bakal bersaing dengan atlet-atlet terbaik dari seluruh dunia.
Meski langsung tersingkir di babak penyisihan tunggal putri, ia berhasil berpartisipasi dalam ajang olahraga bergengsi di usianya yang masih muda. Sebelumnya, Zaza sukses mendapatkan tiket untuk bermain di Olimpiade Tokyo setelah menumbangkan wakil asal Lebanon, Mariana Shakian.
Pada saat itu, ia yang baru berusia 11 tahun berhasil menang pada partai final babak Kualifikasi Zona Asia Barat pada Februari 2020. Tentu saja, ini menjadi pencapaian luar biasa bagi Zaza. Sebab, ketika masih berusia 11 tahun, dia sukses menumbangkan lawannya yang berusia 42 tahun.
Oleh sebab itu, Zaza menjadi atlet asal Suriah pertama yang berkompetisi di cabang olahraga tenis meja Olimpiade melalui babak kualifikasi. Berikut fakta menarik mengenai Zaza.
4 Fakta Menarik Hend Zaza
1. Masuk Peringkat 155 Dunia
Diketahui, Zaza merupakan atlet kelahiran tahun 2009 yang artinya usianya baru menginjak 12 tahun. Meski terbilang muda, gadis belia asal Suriah ini berhasil menduduki peringkat 155 dunia.
Zaza berhasil mengalahkan Mariana Sahakian dari Lebanon dengan skor 4 – 3 di final putri di Amman. Perempuan cantik ini bertanding mengalahkan Mariana yang usianya terpaut 31 tahun.
2. Ingin Menjadi Ahli Farmasi
Meski berhasil menjadi seorang atlet tenis meja di usia muda, siapa sangka Zaza memiliki impian sebagai ahli farmasi. Meski aktif sebagai atlet, gadis cantik kelahiran Januari 2009 ini tidak meninggalkan kewajibannya untuk sekolah.
Diakui Hend Zaza, ayahnya menyediakan guru yang membimbinginya belajar sehingga ia tidak pernah ketinggalan pelajaran.
“Ayahku menyediakan guru sehingga aku tidak ketinggalan pelajaran, selama dalam perjalanan dan menjalani berbagai turnamen,” ujar Zaza.
3. Tantangan Latihan di Negara Konflik
Perang berkelanjutan di Suriah sejak 2011 lalu membuat sejumlah infrastruktur rusak. Hal ini juga berdampak bagi karier Hend Zaza sebagai seorang atlet. Diakui sang pelatih, Hend Zaza harus menghadapi pemadaman listrik pada saat latihan sehingga gadis berusia 12 tahun tersebut hanya bisa latihan pada pagi hingga sore hari sebanyak lima kali.
Tak hanya itu, berada di negara konflik membuat Hend Zaza berada dalam bahaya perang yang bisa mengancam nyawanya kapan saja. Perjuangan Hend Zaza tak sampai di situ, sang pelatih juga mengungkapkan untuk mendapatkan visa turnamen di luar negeri juga sulit didapatkan oleh Hend Zaza.
4. Diundang Latihan Bersama Atlet China
Perjalanan Hend Zaza menuju Olimpiade Tokyo 2020 memang terbilang melewati usaha yang cukup keras. Meski gagal membawa medali untuk negaranya namun Hend Zaza mendapat undangan dari Chinese Olympic Committee untuk latihan bersama atlet tenis meja China. Mendapat kabar bahagia tersebut, Hend Zaza langsung bersedia dan akan memenuhi undangan tersebut setelah pembatasan akibat Covid-19 selesai dilaksanakan.
Itu dia fakta menarik Hend Zaza, atlet termuda asal Suriah yang mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Walau masih muda, tapi perjuangannya sudah hebat sekali ya.
Profil Hend Zaza
Hend Zaza lahir di Hama, Suriah, pada 1 Januari 2009 dan telah bermain tenis meja sejak tahun 2014. Artinya, saat itu ia masih berusia 5 tahun. Dua tahun berselang, atau tepatnya pada 2016, Zaza sudah mulai aktif mengikuti sejumlah kompetisi tenis meja.
Zaza menjadi atlet asal Suriah pertama yang berkompetisi di cabang olahraga tenis meja Olimpiade melalui babak kualifikasi. Pada nomor tunggal putri, dia dipaksa tumbang pada babak-awal saat melawan Liu Jia, atlet berdarah campuran Austria-China pada 24 Juli 2021.
Sebagian besar masa kecilnya dihabiskan Zaza di tengah perang saudara yang pecah di Suriah pada satu dekade silam. Akibat perang tersebut, aktivitas latihan yang dilakoni Zaza sempat terganggu akibat terjadi pemadaman listrik. Sebab, dia harus tetap berlatih di bawah ruangan. Di ruangan yang menjadi tempatnya berlatih, hanya ada empat meja seadanya.
Kondisi perang yang berkecamuk di Suriah juga membuat kesempatan Zaza untuk berkompetisi terbilang minimal. Pasalnya, dia hanya bisa menjalani dua atau tiga uji coba dalam satu tahun. Akan tetapi, kondisi semacam itu tak lantas melunturkan semangat Hend Zaza untuk menjadi atlet tenis meja terbaik di dunia.