Setiap pasangan yang telah menjalin hubungan cukup lama, umumnya akan mulai memikirkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius atau pernikahan. Namun, bagi sebagian orang hal itu justru menakutkan, mereka justru lebih memilih menghindari komitmen dalam ikatan pernikahan. Bila kamu mengalami hal yang serupa, hati-hati bisa jadi tanda kamu mengalami gamophobia, lho. Berikut ini tanda-tanda gamophobia dan penyebabnya.
Apa itu gamophobia?
Melansir dari laman Beautynesia, gamophobia adalah ketakutan yang berlebihan untuk berkomitmen dan menikah. Seseorang yang mengalami gamophobia, bukan berarti ia mengalami ketakutan biasa seperti halnya karena belum siap menikah, namun bentuk ketakutan tersebut lebih dari itu.
Orang yang mengidap fobia ini bisa merasa takut dan cemas berlebihan saat memikirkan tentang komitmen atau pernikahan. Selain itu, mereka akan cenderung menghindari pembicaraan yang mengarah pada pernikahan dan lebih memilih hubungan tanpa status. Selain gejala psikis, gejala fisik yang dapat timbul lantaran fobia ini ialah seperti sesak napas, jantung berdebar, pusing, dan mual.
Sementara itu, orang yang mengalami gamophobia tetap bisa menjalin hubungan romantis dengan seseorang seperti halnya berpacaran dan mencintai dengan tulus. Hanya saja, mereka enggan atau takut untuk berkomitmen dan tidak ingin melanjutkan ke tahap yang lebih serius.
Penyebab gamophobia
Ada beberapa penyebab yang bisa membuat seseorang bisa mengalami gamophobia. Seperti halnya pengalaman masa kecil ketika melihat hubungan orangtua yang tidak harmonis dalam pernikahannya atau perceraian. Selain itu, trauma karena kegagalan dalam menjalin hubungan di masa lalu atau pengalaman buruk orang lain tentang kehidupan pernikahannya juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gamophobia.
Di balik itu, rasa tidak percaya diri yang berlebihan dari dalam diri seseorang dalam menghadapi tantangan setelah menikah juga bisa menjadi salah satu penyebab seseorang jadi takut untuk menikah.
Tanda-tanda gamophobia
Bukan sekadar takut biasa, rasa takut yang dialami seorang gamophobia bersifat jangka panjang dan berdampak langsung pada kehidupan pribadinya, termasuk sekolah atau pekerjaan, setidaknya selama 6 bulan atau lebih.
Seorang gamophobia juga akan menunjukkan beberapa gejala psikis yang terjadi secara konsisten, di antaranya:
- Merasa cemas yang berlebihan dan tidak terkontrol saat memikirkan tentang komitmen dan masa depan hubungan yang sedang dijalani.
- Menghindari semua pembicaraan mengenai pernikahan.
- Selalu memikirkan tentang kehancuran suatu hubungan.
- Merasa tertekan ketika menjalin hubungan.
- Mengakhiri hubungan yang baik karena kebutuhan untuk “melarikan diri”.
- Menghindari hubungan yang serius dan lebih memilih hubungan tanpa status.
Selain itu, dengan memikirkan tentang komitmen dan pernikahan saja, seorang gamophobia mungkin untuk mengalami gejala fisik, seperti:
- Jantung berdebar-debar
- Berkeringat
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Pusing
- Mual
Cara mengatasi gamophobia
Meski penderita gamophobia sangat takut untuk berkomitmen, bukan berarti mereka enggan menjalin hubungan romantis dengan seseorang. Banyak juga dari mereka yang memilih untuk tetap berkencan dengan pasangannya tanpa ada rencana menikah. Bahkan, ada juga yang senang menjalani hidup dengan tetap melajang.
Jika kamu adalah seorang gamophobia dan sedang menjalin hubungan, yang terpenting adalah memberi tahu pasanganmu sejak awal mengenai keadaanmu dan pilihan hidup yang membuatmu bahagia. Hal ini dilakukan sebagai upaya menghindari ghosting dan menyakiti hati pasanganmu.
Namun, jika kamu ingin mengatasi gamophobia yang kamu alami dan ingin belajar untuk menjalin komitmen yang serius dalam hubungan, ada beberapa cara yang mungkin dapat membantu seperti dilansir dari laman Alodokter:
1. Terapi diri sendiri
Terapi diri sendiri adalah salah satu cara yang tepat untuk mengenali kemungkinan alasan mengapa komitmen atau pernikahan menjadi sebuah ketakutan yang besar dalam hidupmu. Setelah itu, pikirkanlah tentang apa yang sebenarnya kamu inginkan dan butuhkan dalam suatu hubungan.
2. Terapi pasangan
Jika kamu dan pasanganmu ingin membuat sebuah hubungan yang berkomitmen untuk menikah, tetapi ada sesuatu yang menghalangi dan mencegahmu mengambil langkah menuju komitmen, terapi pasangan mungkin bisa kamu lakukan.
Supaya kamu dan pasanganmu bisa berlatih untuk membuat komitmen bersama, cobalah lakukan hal-hal berikut:
- Habiskan waktu akhir pekan bersama, misalnya ke luar kota.
- Biasakan berpegangan tangan di depan umum atau di sekitar orang yang dikenal.
- Bicarakan mengenai hal-hal yang ingin dilakukan bersama selama liburan.
- Buatlah rencana tiap akan melakukan kegiatan bersama pasangan pada seminggu, 2 minggu, atau sebulan sebelumnya, untuk menantang diri menjalani rencana itu.
- Cobalah berjalan-jalan sambil melihat apartment atau rumah, dan pikirkan bagaimana rasanya berbagi rumah dengan pasanganmu.
3. Berkonsultasi dengan terapis
Jika kesulitan, kamu bisa meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk menangani fobia yang kamu alami. Psikolog atau psikiater dapat membantu menggali alasan mengapa kamu takut berkomitmen dan menemukan cara untuk mengatasinya. Misalnya, dengan memberikan konseling, psikoterapi, atau terapi perilaku kognitif.
Pengobatan biasanya tidak diperlukan dalam penanganan fobia yang spesifik. Namun, jika kamu mengalami serangan panik, cemas, dan depresi, psikiater mungkin akan meresepkan beberapa obat antidepresan.
Jadi, jika pasanganmu atau dirimu sendiri mengalami kondisi gamophobia dan merasa kesulitan menanganinya sendiri, jangan ragu berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat, agar kamu dan pasanganmu bisa menjalani komitmen bersama tanpa halangan.
Baca juga: Cara Mengatasi Pasangan yang Hobi Ghosting dalam Suatu Hubungan