MediaGo – Hasil Survei Curhat Klinik dari Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) menunjukkan adanya kekawatiran terkait implementasi Rekam Medis Elektronik (RME).
Survei tersebut menunjukkan bahwa keamanan data medis dan transaksi merupakan hal yang paling dikhawatirkan saat implementasikan Rekam Medis Eeketronik (64%). Sementara, 62.2% khawatirkan proses pemindahan atau migrasi data yang ada dan 57.3% khawatirkan penanganan kendala teknis pasca implementasi.
Direktur Ekonomi Digital Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika I Nyoman Adhiarna menjelaskan, sejumlah klinik masih mengkhawatirkan terkait keamanan data rekam medis elektronik dan kendala teknis pasca-implementasi sistem.
“Saat ini, Kominfo tengah menyusun UU pemerintah terkait implementasi Perlindungan Data Pribadi yang akan membahas mengenai sanksi, sengketa dan kelembagaan yang melindungi data pribadi,” katanya dalam diskusi panel Adopsi Teknologi Digital Rekam Medis Elektronik di Bogor, Sabtu (6/5/2023).
Wakil Ketua Bidang Ecosystem Partnership Asosiasi Healthtech Indonesia Harya Bimo menekankan pentingnya kolaborasi sinergis dari berbagai pihak untuk menghadapi transformasi digital, all hands on deck istilah yang cocok untuk menggambarkan dunia kesehatan Indonesia menghadapi transformasi digital.
Transformasi digital tidak dapat dihindari, jadi siapa yang bertahan adalah yang bisa mengimplementasikan atau mengikuti arusnya. Di dunia kesehatan ini kita masih diberi waktu untuk saling mendukung terutama di kalangan rekan-rekan klinik yang sumber dayanya terbatas.
“Jika di rumah sakit mungkin sumber daya manusia dan teknologinya sudah bisa jauh lebih siap, untuk klinik, kita harus bersama-sama all hands on deck untuk transformasi digital kesehatan ke arah yang lebih baik.” ujarnya
Pada kesempatan itu, Ketua Technical Working Group SATUSEHAT Ahmad Hidayat memahami munculnya kekhawatiran sangat dimaklumi, karena memang prosesnya perlu berkesinambungan. Namun, transformasi Digital Kesehatan ini merupakan keniscayaan yang harus diterapkan.
Keuntungan Rekam Medis Eelektronik akan membawa peningkatan kualitas perawatan medis, menciptakan penghematan biaya, membantu menganalisa data dan pengambilan keputusan, selain itu rekan-rekan bisa menjalankan praktik medis berbasis bukti dengan adanya RME. Yang terakhir dan terpenting untuk bisnis klinik adalah pelayanan dan kepuasan pasien.
Untuk menyakinkan, Ketua Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) Gregorius Bimantoro memberikan gambaran dalam sebuah paparan terkait penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) pada sebuah klinik kesehatan.
“Klinik PB di Bekasi tahun 2021 mengalami peningkatan jumlah peserta BPJS Kesehatan 10% namun dengan rata-rata kunjungan per bulan meningkat dua kali lipat daripada tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan tanpa kesulitan setelah menggunakan sistem klinik dengan Rekam Medis Elektronik,” tegasnya.
Selain itu, RME berhasil meningkatkan utilisasi dengan konversi ruang yang sebelumnya menyimpan rekam medis berbentuk kertas menjadi instalasi laboratorium karena sudah beralih ke Rekam Medis Elektronik.