Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti, mengumumkan rencana besar untuk merestorasi sekitar 22.000 sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah-sekolah ini selama ini mengalami kerusakan atau kurang terawat. Program renovasi ini akan dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20 triliun yang telah disetujui oleh DPR. Renovasi ini menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Menteri Pendidikan Fokus Renovasi pada Daerah Terpencil
Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa renovasi ini akan difokuskan pada sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian serius, terutama yang berada di daerah terpencil atau memiliki infrastruktur yang tidak memadai. Renovasi tersebut meliputi perbaikan ruang kelas, meubelair, serta fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK). Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas infrastruktur pendidikan di tingkat dasar dan menengah.
Program ini mendapat respons beragam dari masyarakat, khususnya melalui media sosial. Di akun Instagram @ahquote, beberapa netizen menyampaikan harapan dan kritik terkait renovasi sekolah tersebut.
Salah satunya, pengguna @g114ng*** mengungkapkan pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan guru.
“Gaas pak… Tapi gurunya juga pak, kasian soalnya guru sekarang,” tulisnya, mengingatkan perlunya peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik.
Di sisi lain, pengguna @mdaviar*** menyatakan keprihatinan atas jumlah sekolah yang perlu direnovasi.
“Ya Allah, sampai 22 ribu begitu banyaknya. Semoga pemerintahan kali ini benar-benar fokus memperbaiki kualitas pendidikan yang relatif masih rendah,” tulisnya.
Pernyataan Presiden Prabowo tentang Pendidikan
Dalam pidato perdananya setelah dilantik, Presiden Prabowo Subianto menyoroti masalah pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah kondisi banyak sekolah yang tidak terurus. “Banyak sekolah-sekolah kita yang tidak terurus. Saudara-saudara, kita harus berani melihat ini semua dan kita harus berani menyelesaikan masalah ini,” tegasnya, seperti dikutip dari detikNews pada 22 Oktober 2024.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 139 Tahun 2024, yang mengatur penataan tugas dan fungsi Kementerian Negara Kabinet Merah Putih 2024-2029, semua urusan terkait pendidikan dasar dan menengah berada di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Ini termasuk masalah infrastruktur sekolah.
Menanggapi masalah ini, Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti menyatakan bahwa renovasi sekolah adalah salah satu dari dua program “quick win” yang telah disetujui oleh DPR dan menjadi fokus utama pemerintah Prabowo-Gibran. Selain renovasi sekolah, program lainnya adalah pembangunan sekolah unggul terintegrasi dengan anggaran sebesar Rp 4 triliun.
Renovasi sekolah akan melibatkan perbaikan fisik sekolah di seluruh Indonesia, termasuk ruang kelas, perabotan, dan fasilitas sanitasi. Proyek renovasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur, tetapi juga diharapkan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Dalam pelaksanaannya, proyek renovasi ini akan dibagi menjadi paket-paket kecil, yang memberikan kesempatan kepada kontraktor lokal untuk terlibat dan membuka lapangan pekerjaan baru di berbagai daerah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa anggaran sebesar Rp 20,3 triliun telah dialokasikan untuk renovasi sekolah pada tahun 2025. Selain itu, program ini juga merupakan bagian dari komitmen Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memastikan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.
Dengan meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan, pemerintahan melalui Menteri Pendidikan ini berharap dapat mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi bonus demografi yang akan datang. Tanpa pendidikan yang memadai, bonus demografi bisa menjadi beban bagi negara.
Keadaan Sekolah di Indonesia
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun ajaran 2022/2023, terdapat sekitar 399.376 sekolah di Indonesia. Berikut adalah rincian kondisi sekolah berdasarkan jenjang pendidikan:
- Taman Kanak-Kanak (TK): 93.385 unit
- Sekolah Dasar (SD): 148.975 unit, dengan 44,74% rusak ringan/sedang, dan 8,7% rusak berat.
- Sekolah Menengah Pertama (SMP): 41.986 unit, dengan 38,26% rusak ringan/sedang, dan 5,57% rusak berat.
- Sekolah Menengah Atas (SMA): 14.236 unit, dengan 29,45% rusak ringan/sedang, dan 4,26% rusak berat.
- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): 14.265 unit, dengan 28,97% rusak ringan/sedang, dan 1,91% rusak berat.
Menteri Pendidikan mengungkap bahwa renovasi ini diharapkan tidak hanya memperbaiki fasilitas fisik, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan, serta memperkuat pembangunan ekonomi lokal.
Renovasi 22.000 sekolah di seluruh Indonesia merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain perbaikan infrastruktur, program ini juga bertujuan menciptakan dampak ekonomi melalui pemberdayaan kontraktor lokal. Dengan fokus pada daerah-daerah yang membutuhkan perhatian khusus, pemerintahan Prabowo-Gibran berharap dapat menciptakan pendidikan yang merata dan berkualitas, serta mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi tantangan masa depan.
