MEDIAGO – Polusi udara Tangsel (Tangerang Selatan) kini tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, kota ini menjadi juara polusi udara dengan tingkat tertinggi di Indonesia pada pagi ini, Kamis (10/8). Hal tersebut juga didukung oleh data dari laman IQAir (situs pemantau kualitas udara). Berdasarkan laman IQAir, polusi udara Tangsel (Tangerang Selatan) mendapatkan skor 190 dan masuk ke dalam kategori tidak sehat (Unhealthy).
Baca juga: Xiaomi Pad 6 Rilis di Tanah Air, Cek Spesifikasinya!
1. Dampak dari Polusi Udara Tangsel

Tak dapat dimungkiri, tingginya polusi udara Tangsel ini berdampak pada seluruh daerah di kota tersebut. Bukan hanya berisiko pengap untuk warga yang harus beraktivitas di luar, namun mereka juga akan mudah terpapar sejumlah penyakit. Mulai dari gangguan pernapasan hingga kardiovaskular karena kerap terpapar polusi udara. Hal ini membuat polusi udara Tangsel memberikan dampak negatif bagi kesehatan warga di kota tersebut.
Baca juga: Udara Makin Kotor, Ini 7 Cara Menjaga Kualitas Udara di Rumah yang Benar!
2. Penyebab Polusi Udara
Berdasarkan NAFAS Indonesia, sebagian besar polusi udara ini terjadi karena berasal dari aktivitas manusia. Misalnya, asap kendaraan, pabrik, pembakaran sampah, dan fogging nyamuk. Akan tetapi, penyebab lainnya juga dapat berasal dari alam seperti gunung meletus.
Baca Juga: 3 Tanaman Anti Polusi Untuk Menjaga Kualitas Udara di Dalam Rumah
Polusi udara yang terjadi ini memang mudah berubah dengan cepat. Bahkan, polusi ini dapat meningkat ketika ada sumber polusi di wilayah tersebut serta kondisi atmosfer yang mendukung. Hal ini karena angin dapat membawa polutan jauh dari sumber asalnya, dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Baca juga: Benyamin Yakin Tangsel Kembali Raih Kota Layak Anak Tingkat Utama
3. Mengenal Fenomena El Nino

Selain diakibatkan oleh aktivitas manusia, ternyata polusi udara yang kian merusak pernapasan ini juga terjadi karena fenomena alam saat ini. Menurut Profesor Meteorologi dan Klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), polusi udara yang kian pekat belakangan ini memiliki keterkaitan dengan fenomena El Nino.
Dikutip dari laman BMKG, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Hal tersebut berdampak pada penurunan curah hujan global, termasuk di Indonesia.
“Kondisi ini diperparah dengan hujan yang jarang terjadi di suatu wilayah, sehingga tidak ada wet deposition atau proses penting menghilangkan gas dan partikel dari atmosfer. Akibat tidak hujan, jadi dia banyak sekali polutan yang beredar di atmosfer,” pungkasnya, dikutip dari laman CNN Indonesia.
Baca juga: Resmi Dilantik Ketua ICMI Tangsel, Benyamin Ingin Terapkan Ekonomi Syariah
Itulah beberapa informasi tentang polusi udara Tangsel dan sekitarnya. Kalau kualitas udara di tempat kalian bagaimana? Yuk, berikan jawabannya di bawah sini!
Baca juga: Terus Dorong Pembangunan Smart City, Pemkot Tangsel Ingin Hadirkan Teknologi 5G