MediaGo – Perusahaan rintisan atau start up di Indonesia sedang ramai sekali di perbincangkan. Pasalnya, banyak dari startup di Indonesia yang tiba-tiba melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
Gelombang PHK itu diduga terjadi akibat fenomena gelembung pecah atau bubble burst yang saat ini terjadi di seluruh dunia.
Apa itu Buble burst?
Dikutip dari CNN Indonesia, Bubble burst adalah kondisi dimana ekonomi bisa cepat naik dan cepat juga turunnya. Kondisi ini yang sekarang sedang dialami oleh para startup dalam negeri, karena pertumbuhannya sangat instan saat pandemi dan merosot tajam akhir-akhir ini sampai terjadinya pengurangan karyawan besar-besaran.
Banyak Startup yang tidak mampu bertahan akibat fenomena ini, merangkum dari berbagai sumber (28/05/22) berikut deretan Startup yang phk karyawannya:
1. Zenius
Startup di bidang edu-tech ini baru saja melakukan PHK terhadap 200 karyawannya. Perubahan model bisnis dan dampak ekonomi menjadi alasan startup besutan Sabda PS ini melepas ratusan pekerjanya. Namun, Zenius menyatakan karyawan yang terkena PHK akan diberi hak-hak mereka. Data pribadi akan disebarkan atas persetujuan agar para karyawan memperoleh kesempatan baru dalam bekerja.
2. LinkAja
Start up pelat merah ini juga sudah melakukan PHK massal terhadap ratusan karyawan. Model bisnis yang berubah membuat startup tersebut harus melakukan reorganisasi karyawan. Manajemen menyatakan PHK harus dilakukan agar perusahaan tumbuh sehat, optimal, dan positif.
3. Fabelio
Jauh sebelum LinkAja dan Zenius, startup di bidang furniture Fabelio juga melakukan hal serupa. Startup ini bahkan memaksa puluhan karyawannya mengundurkan diri jika ingin memperoleh bayaran penuh. Namun, hingga para karyawan mengundurkan diri, kabarnya hak-hak mereka tak kunjung dipenuhi.
4. JD.ID
Penyedia layanan belanja daring alias e-commerce JD.ID juga mengambil langkah PHK terhadap karyawan.
Langkah ini dilakukan demi mempertahankan eksistensi perusahaan dengan kondisi pasar Indonesia.
“Perusahaan juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Director of General Management JD.ID Jenie Simon
PHK massal startup ini tidak hanya marak terjadi di Indonesia saja. Fenomena serupa juga terjadi di seluruh dunia. Melansir moneycontrol.com, PHK startup ini disebut sebagai akibat dari pergeseran hal-hal yang bernilai profit serta akuisisi pelanggan yang tidak terkendali. Di samping itu, resesi atau pelemahan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara akibat pandemi Covid-19.