SDH Lippo Harapan Sekolah Dian Harapan Display Ad
Tuesday, October 15, 2024
spot_imgspot_img
HomeBisnisIndeks Kepercayaan Konsumen Cerminkan Kondisi Perekonomian Indonesia

Indeks Kepercayaan Konsumen Cerminkan Kondisi Perekonomian Indonesia

MediaGo – Indeks kepercayaan merupakan indikator yang mencerminkan kondisi perekonomian di Indonesia. Indeks kepercayaan itu antara lain adalah indeks kepercayaan konsumen (Consumer Confidence Index), indeks kepercayaan bisnis atau BCI (Business Confidence Index), dan indeks kepercayaan manajer pembelian atau PMI (Purchasing Manager’s Index).

Bank Indonesia membagi indeks kepercayaan konsumen menjadi tiga, yaitu CCI (Consumer Confidence Index), CECI (Current Economic Condition Index), dan CEI (Consumer Expectation Index). Angka CECI mengalami penurunan terbesar di awal masa pandemi dan di awal masa lockdown.

Baca juga: Soal Pemilu 2024, Peneliti Senior CSIS: Hasil Polling Hanya Indikator, Bukan Data Akurat

“Kepercayaan publik menurun sebagai akibat dari kurangnya konsistensi pemerintah dalam menyusun kebijakan, serta adanya perbedaan skala penerapan kebijakan di berbagai lapisan masyarakat. Di luar waktu tersebut, angkanya kembali relatif stabil,” kata CEO Center for Market Education Carmelo Ferlito.

Indikator Prompt Manufacturing Index (PMI) dari Bank Indonesia itu didasari oleh lima hal, yaitu volume produksi, volume pesanan, kecepatan pengiriman, inventarisasi, dan pekerja. Indeks PMI di atas 50 mengindikasikan perluasan ekonomi, sedangkan nilai di bawah 50 mengindikasikan adanya kontraksi.

Baca juga: Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tidak Mulus, tapi Terbebas dari Resesi

Selama tahun 2020, PMI Indonesia secara konstan ada di bawah 50. Angkanya baru mulai naik di atas 50 pada Q1, Q2, dan Q4 tahun 2021, dengan penurunan pada Q3, ketika diberlakukan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

“Ada dua hal yang memengaruhi tingkat ekspektasi publik. Pertama, skenario dan situasi perdagangan internasional. Kedua, keputusan dalam pembuatan kebijakan fiskal dan moneter,” jelas Carmelo.

Terkait hal ini, untuk menghindari kesalahan interpretasi, maka upaya mengatasi masalah misalnya, masalah kelebihan pasokan uang, harus dikomunikasikan dengan baik oleh pemerintah kepada masyarakat.

“Perlu dipilih pula jalur komunikasi resmi yang tepat, karena nantinya akan berperan sebagai elemen penghubung utama antara ekspektasi dan performa ekonomi,” terangnya.

Baca juga: Pasca Pandemi, Properti Hotel Paling Cepat Pulih tapi Perkantoran Alami Tekanan

Oleh karena itu, ekspektasi dan kepercayaan konsumen berperan penting dalam menyusun analisis ekonomi. Pasalnya, ekonomi bukan semata-mata berbicara tentang hal-hal yang sifatnya material (tangible), melainkan juga berbicara tentang manusia, makna keberadaan mereka, serta makna dari tingkah laku mereka.

“Cara seorang individu membangun masa depan juga ditentukan oleh ekspektasi yang mereka miliki, serta cara mereka menginterpretasikannya,” tambah Carmelo dalam seminar Economic and Business Outlook 2023 di Universitas Prasetiya Mulya pada pertengahan April 2023 lalu.

CopyAMP code

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

- Advertisment -spot_img

Most Popular