Setiap orang pasti pernah merasakan kulit gatal. Namun penyebab dari kulit yang gatal itu sendiri tentu akan berbeda-beda. Salah satu penyebab gatal bisa karena timbulnya jamur pada kulit. Namun, apa sebenarnya penyebab kulit gatal karena jamur?
Kebiasaan yang sering disepelekan ini ternyata bisa jadi penyebab kulit gatal karena jamur
Selain menimbulkan rasa gatal yang parah, infeksi jamur juga bisa memicu ruam pada kulit hingga meradang dan kering. Tentu saja kondisi ini akan membuat kamu jadi tidak nyaman, mengganggu aktivitas, dan kurang percaya diri, bukan? Agar bisa mengatasinya dengan tepat, ketahui deretan penyebab kulit gatal karena jamur berikut ini yuk:
1. Jarang mandi
Tidak mandi karena alasan lelah sepulang berkegiatan sudah pasti tidak sehat. Namun, kenyataannya banyak yang justru melewatkan mandi karena merasa tubuh masih cukup bersih.
Misalnya karena seharian tidak melakukan aktivitas berat sama sekali dan tidak berkeringat sehingga tidak perlu mandi. Padahal, tanpa kamu sadari sebenarnya kuman tetap menempel di kulit tubuh lho.
Mandi sambil eksfoliasi dengan sikat, shower puff, atau spons sangat penting dilakukan untuk membilas sel-sel kulit mati di permukaan kulit. Sel-sel kulit mati tersebut justru akan terus menumpuk kalau jarang mandi. Padahal, sel-sel kulit mati adalah makanan favorit bagi bakteri dan jamur untuk tumbuh dan berkembang biak. Akibatnya, kulit akan terasa gatal, iritasi, dan meradang karena jamuran.
2. Malas mengganti pakaian saat berkeringat
Cuaca yang panas dan terik akan mudah membuat tubuh berkeringat. Alhasil, baju yang semula kering langsung lembap dan basah. Kalau sudah begitu, sebaiknya segeralah ganti baju yang lebih kering.
Tak hanya akan menimbulkan bau badan, secara terus-menerus memakai baju yang penuh keringat dapat membuat kulit jadi gatal dan berjamur. Hal ini juga berlaku untuk celana hingga kaos kaki yang harus rutin diganti setiap hari.
Perlu kamu ingat bahwa kondisi kulit yang lembap adalah tempat bagi jamur untuk berkembang biak. Demi mengatasi hal tersebut, sebaiknya pilihlah pakaian yang bahannya sejuk, berpori, dan menyerap keringat seperti katun. Tetapi yang paling penting, segera ganti baju begitu tubuh terasa lembap, gatal, dan berkeringat.
3. Sering pakai baju atau celana ketat
Banyak orang yang merasa lebih percaya diri saat memakai baju atau celana ketat karena mampu memperlihatkan lekuk tubuh dan terkadang membuat pemakainya terlihat lebih langsing. Akan tetapi berhati-hatilah, hal ini bisa memicu pertumbuhan jamur dan akhirnya jadi penyebab kulit gatal.
Ketika memakai baju atau celana yang ketat, kulit akan sulit bernapas karena kekurangan oksigen. Terlebih lagi, lipatan-lipatan kulit akan menyimpan banyak keringat dan sulit menguap karena terhalang oleh baju yang ketat. Bila terus dilakukan, timbunan keringat inilah yang lambat laun memicu pertumbuhan jamur dan menginfeksi kulit. Maka tak heran jika kulit langsung gatal, meradang, dan infeksi setelahnya.
4. Telanjang kaki di lantai yang basah
Kebiasaan ini biasanya paling sering dilakukan saat baru saja selesai berenang dan ingin segera berbilas. Karena merasa tanggung, biasanya banyak orang rela tidak memakai sandal ke dalam kamar bilas meskipun lantainya becek alias tergenang air.
Dilansir dari American Academy of Dermatology, berjalan tanpa alas kaki adalah salah satu cara bagi mikroba untuk masuk dan menginfeksi kulit. Tanpa disadari, air yang tergenang di kamar mandi telah terkontaminasi oleh keringat, rambut, dan urine dari pengguna lain. Hal-hal inilah yang dapat memicu perkembangbiakan bakteri dan jamur yang menginfeksi kulit, khususnya di bagian kaki.
Cara mengatasi kulit gatal karena jamur
Memiliki kulit gatal karena jamur tentu akan membuat aktivitas jadi tidak nyaman. Selain tidak percaya diri, kondisi ini juga membuat kamu jadi tidak fokus bekerja dan sibuk menggaruk kulit untuk meredakan gatalnya.
Padahal, segatal apa pun yang rasakan, sebaiknya jangan digaruk karena ini justru bisa memperparah kondisi tersebut. Ada baiknya, konsultasikan ke dokter atau pergilah ke apotek untuk membeli salep antijamur.
Di antara sekian banyak jenis obat salep antijamur yang ada, salah satunya krem atau salep antijamur yang mengandung bahan ketoconazole. Ketoconazole termasuk golongan antijamur azole yang efektif menghentikan pertumbuhan jamur. Selain itu, salep ini juga tidak meninggalkan rasa panas atau sensasi terbakar setelah dioleskan pada kulit. Bila dipakai secara rutin hingga infeksi jamur sembuh, gatal pun akan hilang dan kulit akan terasa nyaman.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kulit yang Kering Akibat Hand Sanitizer