Apakah kamu pernah merasakan takut untuk bertemu orang lain karena kamu berpikir bahwa mereka akan mengomentari hidupmu? Memang sebenarnya takut dikomentari orang merupakan hal yang wajar. Namun, bagi beberapa orang, takut akan dikritik menyebabkan seseorang untuk memilih menarik dan mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Hal seperti ini bisa menjadi tanda kamu mengalami fobia sosial, lho.
Apa itu fobia sosial?Â
Melansir penjelasan dari laman NHS, social anxiety disorder juga disebut fobia sosial yaitu suatu kondisi saat seseorang merasakan ketakutan jangka panjang dan luar biasa terhadap situasi sosial.
Kondisi ini adalah masalah umum yang biasanya dimulai selama masa remaja. Tentu saja fobia sosial bisa sangat menyusahkan dan berdampak besar pada keberlangsungan hidup sehari-hari.
Bagi sebagian orang, keadaan menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia. Tetapi bagi banyak orang itu tidak hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan yang tepat. Penting untuk mendapatkan bantuan jika kamu mengalami gejala fobia sosial. Ada perawatan yang dapat membantu kamu untuk mengelolanya kondisi tersebut dengan baik.
Apa tanda-tandanya kamu mengidap fobia sosial?
Social Anxiety atau fobia sosial adalah ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain yang secara otomatis dapat menimbulkan perasaan kesadaran diri, penilaian, evaluasi, dan pengawasan.
Dengan kata lain, kecemasan sosial adalah ketakutan dan kecemasan dihakimi dan dikritik secara negatif oleh orang lain, yang menyebabkan perasaan nggak layak, malu, terhina, dan depresi.
Sederhananya, fobia sosial merasakan kecemasan yang tinggi di hampir semua situasi sosial tanpa terkecuali. Namun, isu perihal kesehatan mental adalah hal besar, dengan kita merasa depresi pada satu hari, belum tentu kita mengidap depresi secara mental.
Menurut penjelasan dari NHS berikut ini beberapa tanda seseorang mengalami kecemasan sosial atau fobia sosial:
- Khawatir tentang aktivitas sehari-hari, seperti bertemu orang asing, memulai percakapan, berbicara di telepon, bekerja atau berbelanja.
- Menghindari atau terlalu khawatir tentang kegiatan sosial, seperti percakapan kelompok, makan bersama perusahaan, dan pesta.
- Selalu khawatir melakukan sesuatu yang menurut kamu memalukan, seperti berkeringat, atau terlihat tidak kompeten.
- Merasa sulit untuk melakukan sesuatu ketika orang lain sedang menonton, kamu mungkin merasa seperti sedang diawasi dan dihakimi sepanjang waktu.
- Takut dikritik, menghindari kontak mata atau memiliki harga diri yang rendah.
- Sering memiliki gejala seperti merasa sakit, berkeringat, gemetar atau detak jantung berdebar (palpitasi).
- Mengalami serangan panik, di mana kamu memiliki rasa takut dan cemas yang luar biasa, biasanya hanya untuk beberapa menit.
Banyak orang dengan kecemasan sosial juga memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi, gangguan kecemasan umum atau gangguan panik.
Cara mengatasi fobia sosial
Mengatasi rasa rendah diri dan rasa takut berlebih karena penilaian orang lain memang bukanlah tugas yang mudah, tapi kamu bisa melakukan dan melewatinya. Saat kamu sedang berada di fase tersebut, kamu mungkin merasa sangat putus asa, rasanya kamu nggak akan pernah menjadi lebih baik.
Hidup hanyalah satu demi satu masalah kecemasan yang menyayat hati. Tapi ini bisa dihentikan dan dilewati seiring berjalannya waktu. Hal yang harus kamu lakukan adalah fokus dan memprioritaskan diri sendiri, pikirkan tujuan hidupmu kedepannya.
Jangan terlalu memikirkan bagaimana orang lain akan mengomentari kamu karena penilaian adalah salah satu hal yang nggak bisa dihindari, dan yang terpenting penilaian tersebut nggak akan bertahan selamanya. Kamu bisa mencari dukungan orang lain seperti dari keluarga atau sahabat terbaik kamu.
Bahkan, jika kamu memang sedang ingin menangis, menangislah sepuasnya sampai kamu merasa lega. Hal tersebut tentunya nggak mudah untuk diterapkan dan butuh waktu, tapi seenggaknya cara sederhana itu bisa mengurangi sedikit demi sedikit rasa cemas kamu karenanya.
Namun, perlu diingat isu perihal kesehatan mental adalah hal besar, dengan kita merasa depresi pada satu hari, belum tentu kita mengidap depresi secara mental.
Agar lebih pasti, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan tenaga profesional agar kamu mendapat penanganan yang tepat dan jangan sampai melakukan self-diagnosis karena sangat berbahaya.
Baca juga: Tak Hanya Mental, Persiapan Fisik Sebelum Menikah Juga Perlu Dilakukan Lho