MEDIAGO – Perasaan kasmaran memang kerap memberikan kebahagiaan tersendiri hingga membuat lupa diri. Ketika merasakan seperti ini, sebaiknya coba pastikan lagi bahwa orang yang disuka benar menyukai atau ternyata kamu yang terkena erotomania syndrome.
Dikutip dari laman Medical News Today, erotomania merupakan suatu bentuk gangguan kepribadian pada diri seseorang. Para pengidap gangguan ini mengalami delusi paranoid, sehingga membuat mereka yakin bahwa ada seseorang yang mencintainya.
Para pengidap erotomania ini meyakini, bahwa seseorang dari delusi mereka tersebut secara diam-diam telah menyatakan perasaannya. Hal ini ditunjukkan melalui bahasa tubuh, perhatian-perhatian kecil, atau cara lainnya. Hingga akhirnya pengidap gangguan ini kerap merasa geer semata terhadap orang yang disuka.
Seperti yang dilansir dari laman Healthline, gejala utama gangguan ini adalah keyakinan palsu individu terhadap seseorang yang sangat mencintai atau obsesif padanya. Situasi seperti itu seringkali tidak ada bukti cinta orang lain.
Hal tersebut pun membuat pengidap gangguan ini terus-menerus untuk menghubungi orang yang dicintainya itu dengan berbagai cara. Selain itu, mereka juga merasa cemburu bila orang tersebut berhubungan dengan lawan jenis lainnya.
Lebih parahnya, individu tersebut dapat kehilangan minat dalam kegiatan selain bicara tentang orang yang disukai. Akan tetapi, bila melakukan kegiatan yang berhubungan dengan orang tersebut, mereka akan sangat semangat beraktivitas.
Untuk menangani gangguan delusi ini, mereka membutuhkan pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog ataupun psikiater. Melalui pemeriksaan ini, kamu dapat mengetahui tentang diagnosis erotomania dan memastikan apakah ada gangguan jiwa lainnya.
Berikut cara untuk menangani gangguan erotomania, yaitu:
Baca juga: Body Count Tuai Kritik, Berikut 3 Penjelasannya!
1. Tangani Erotomania dengan Psikoterapi
Pertama, para pengidap sindrom ini dapat melakukan psikoterapi. Langkah ini dilakukan agar penderita dapat dengan leluasa membicarakan gejala atau sesuatu yang dirasakan. Dengan cara seperti ini juga, mereka akan diarahkan untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya secara lebih baik.
Selain itu, bisa juga dilakukan terapi perilaku kognitif. Hal ini ditujukan agar mereka dapat memahami kondisi yang dideritanya. Jadi, mereka mampu mengendalikan gejala yang ada. Melalui terapi seperti ini, dapat membantu mereka untuk lebih menyadari kenyataan dan mengendali gejalanya.
Baca juga: Friends With Benefits, Simak 3 Alasannya!
2. Menyembuhkan Gangguan Erotomania dengan Obat-obatan
Di samping pengobatan psikoterapi, biasanya dokter juga akan memberikan resep obat-obatan untuk mengatasi gangguan tersebut. Misalnya, obat pimozide, risperidone, olanzapine, dan clozapine. Obat-obat tersebut diberikan untuk mengatasi gejala psikosis yang menyertai gangguan erotomania.
Baca juga: 4 Tanda Terjebak Rebound Relationship
Sebenarnya, dikutip dari Medical News Today, pengobatan gangguan delusi ini bisa jadi sulit untuk dilakukan. Hal ini karena beberapa dari pengidap erotomania merasa tidak mampu melihat, bahwa keyakinannya itu tidak berdasar atau hanya sekadar delusi saja. Maka dari itu, sebaiknya kita mulai untuk mengenali gejala tersebut dan melakukan sedini mungkin.
Itulah beberapa informasi tentang gangguan erotomania. Jadi, kamu ingin Mediago bahas gangguan mental apa lagi? Yuk, berikan sarannya di bawah ini!
Baca juga: Mengenal 5 Jenis Bahasa Cinta, Anda Sendiri yang Mana?